Suara.com - Kayu Kaso adalah salah satu material bahan bangunan yang masih sering digunakan saat membangun rumah atau membuat rangka bangunan. Meskipun sudah ada pilihan besi hollow, kayu kaso masih menjadi favoritnya. Kayu kaso memiliki fleksibilitas dan mudah ditemukan. Harganya pun terbilang masih terjangkau.
Kenali material kayu kaso dalam konstruksi. Simak artikelnya dari Rumah.com, portal properti terdepan di Indonesia, berikut ini.
Fungsi dan Manfaat Kayu Kaso
Tanpa harus mengeluarkan biaya terlalu banyak, Anda bisa mencoba untuk menggunakan kayu kaso pada bangunan yang Anda buat. Kayu kaso banyak sekali digunakan dalam berbagai konstruksi dan berfungsi sebagai alternatif dari baja hollow galvanis. Secara umum, kayu kaso digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan rangka dan plafon yang bisa Anda coba gunakan.
Sebenarnya, apakah yang dimaksud dari kayu kaso itu sendiri? Kayu kaso adalah sebuah jenis kayu yang dibuat dari beberapa gabungan jenis kayu lainnya menjadi satu bagian utuh.
Kayu yang digunakan sebagai gabungan adalah seperti kayu meranti, kayu kamper, kayu jati hingga kayu borneo. Penggunaan gabungan dari kayu tersebut dimaksudkan supaya konstruksi memiliki tingkat kekuatan yang baik.
Konstruksi rumah banyak sekali yang memanfaatkan jenis kayu kaso supaya proses pembangunan bisa dilakukan dengan mudah. Bobotnya yang ringan tentu akan mengurangi tenaga yang dibutuhkan untuk membangun sebuah rumah, sekaligus mengurangi biaya yang perlu Anda keluarkan.
Masih mencari referensi material kayu? Simak Panduan Memilih Material Kayu untuk Konstruksi dan Furnitur Rumah Beserta Perawatannya di sini.
Keunggulan dan Kekurangan Kayu Kaso

Banyak sekali yang beranggapan bahwa rumah minimalis hanya bisa dibuat dengan menggunakan baja hollow saja. Padahal dalam kenyataannya, konstruksi bangunan bisa dilakukan dengan berbagai bahan, salah satunya kayu kaso.
Baca Juga: Manfaat Kayu Manis untuk Tanaman, Salah Satunya Mengatasi Masalah Jamur
Besi hollow kurang cocok untuk digunakan sebagai rangka utama pada plafon bangunan karena kemampuannya dalam menahan beban atap tidak sebaik bahan kayu.