Suara.com - Ragi memang digunakan sebagai bahan utama pembuat roti. Ragi sendiri berfungsi untuk memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan CO2 yang nantinya digunakan sebagai pengembang roti. Lalu apa perbedaan ragi kering dan basah dalam pembuatan roti ya?
Tahukah kamu bahwa sebenarnya ragi terdiri dari dua jenis? Di mana dua di antaranya yang paling sering digunakan adalah ragi basah atau fresh yeast dan ragi kering atau dry yeast.
Keduanya tentu bisa dijadikan sebagai bahan pembuat roti, namun lebih baik kita cari tahu dulu yuk perbedaan antara ragi kering dan ragi basah.
Berikut 4 perbedaan ragi kering dan basah yang dilansir dari Masterclass.com
Baca Juga: Meski ada PPKM, Animo Konsumen Membeli Rumah Secara Langsung Tinggi
1. Tekstur
Dibanding ragi kering, tentu saja ragi basah memiliki tekstur yang lebih lembab dan rapuh. Ragi basah ini juga memiliki tekstur seperti blok keju feta.
Sedangkan ragi kering baik yang biasa maupun instan memiliki tekstur kasar seperti pasir
2. Cara aktivasi
Sebelum dicampurkan dalam adonan kue, ragi kering aktif (bukan instan) perlu diaktivasi terlebih dulu. Proses aktivasinya pun cukup mudah, caranya campurkan butiran ragi kering dengan air hangat dan gula lalu kocok dan tunggu sampai muncul gelembung-gelembung di permukaan air.
Baca Juga: Jajan Sandwich Sarden, Viral Warganet Ini Malah Menangis saat Lihat Isiannya
Sementara untuk ragi basah, Anda bisa langsung mencampurkannya dengan adonan roti.
3. Usia penyimpanan
Dengan kadar air yang lebih rendah tentunya ragi kering instan memiliki usia penyimpanan yang lebih lama daripada ragi basah.
Usia simpan ragi kering aktif dan instan dapat mencapai beberapa bulan selama disimpan dalam suhu kamar.
Sementara ragi basah harus cepat digunakan dalam kurun waktu satu atau dua minggu dengan penyimpanan di lemari es.
4. Proses fermentasi
Proses pengeringan saat pembuatan ragi kering telah membunuh kurang lebih seperempat sel pada ragi.
Sel-sel ragi mati membentuk lapisan pelindung di sekitar sel-sel hidup, memperlambat fermentasi dan menghasilkan rasa lagi yang khas.
Sementara itu, ragi basah yang tidak melalui proses pengeringan memiliki lebih banyak sel ragi hidup.
Banyaknya sel ragi hidup ini juga meningkatkan karbon dioksida sehingga membuat ragi basah mampu menghasilkan adonan yang lebih cepat mengembang dan lebih besar.
Demikian 4 perbedaan antara ragi basah dan ragi kering. Tentu saja keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri yang dapat Anda pilih sesuai dengan pembuatan roti yang Anda inginkan.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri