Greenwashing, Taktik Tipu-tipu Ala Industri untuk Kelabui Konsumen yang Peduli Lingkungan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 19 Agustus 2021 | 19:28 WIB
Greenwashing, Taktik Tipu-tipu Ala Industri untuk Kelabui Konsumen yang Peduli Lingkungan
ilustrasi Ramah Lingkungan (Pixabay/Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kampanye peduli lingkungan hidup semakin gencar dilakukan oleh industri demi menarik minat konsumen.

Namun pegiat lingkungan hidup meminta konsumen untuk lebih jeli melihat industri mana yang benar-benar peduli, mana yang hanya tipu-tipu menggunakan taktik greenwashing.

"Kita sebagai konsumen harus betul-betul kritis sebelum melakukan pembelian, apakah produk barang dan jasa yang kita akan beli ini betul-betul ramah lingkungan atau greenwashing belaka," ujar pendiri The Earthkeeper Indonesia Teguh Handoko dilansir ANTARA.

Greenwashing adalah istilah dalam strategi komunikasi atau pemasaran untuk memberikan citra yang ramah lingkungan, baik dari segi produk, nilai, maupun tujuan perusahaan tanpa benar-benar melakukan kegiatan yang berdampak bagi kelestarian lingkungan.

Baca Juga: 4 Tren Sustainable yang Bermanfaat Banget Buat Lingkungan, Kamu Gak Ikutan?

Ilustrasi bahan-bahan daur ulang dan ramah lingkungan. [Shutterstock]
Ilustrasi bahan-bahan daur ulang dan ramah lingkungan. [Shutterstock]

Teguh mengatakan saat ini banyak sekali konsumen yang lebih memilih untuk membeli produk atau jasa yang betul-betul ramah lingkungan.

Sebagian besar produk yang mengklaim diri mereka ramah lingkungan juga kerap mencantumkan label atau tanda bahwa produk mereka dapat di daur ulang serta ramah lingkungan.

"Jangan sampai kita tertipu, lakukan riset kecil seperti pengecekan di Google. Jangan lantas percaya pada logo atau emblem yang tercantum pada produk tersebut," kata Teguh.

Lebih lanjut Teguh menyarankan konsumen untuk memeriksa produk atau jasa yang hendak dibeli melalui situs resmi atau cari rekomendasi lainnya di mesin pencari Google.

Menurut Teguh hal ini penting untuk dilakukan, mengingat sejumlah kasus yang beredar di luar negeri terkait perusahaan yang mengklaim produk barang dan jasa mereka sebagai ramah lingkungan, namun ternyata tidaklah demikian (greenwashing).

Baca Juga: Ingin Mulai Peduli Lingkungan Tapi Bingung dari Mana? Ini yang Bisa Kamu Lakukan

Beberapa waktu lalu, aktivis iklim Greta Thunberg telah menggunakan wawancara dengan majalah gaya dan budaya terkemuka untuk menyebut sejumlah perusahaan terkemuka khususnya industri fesyen dan panganan menggunakan strategi greenwashing untuk mengambil simpati para konsumen.

“Banyak yang membuat seolah-olah industri mulai mengambil tanggung jawab, dengan menghabiskan jumlah fantasi pada kampanye di mana mereka menggambarkan diri mereka sebagai 'berkelanjutan', 'etis', 'hijau', 'netral iklim' dan 'adil'. Tapi mari kita perjelas, hampir tidak pernah sungguh-sungguh ada (ramah lingkungan) selain murni greenwashing,” tulis Thunberg.

Selain Thunberg, Kepala seleksi dan penasihat dana, DBS Private Bank John Ng juga mencoba mendefinisikan greenwashing sebagai representasi keliru yang mencoba memanfaatkan meningkatnya minat pada produk atau layanan ramah lingkungan dan berkelanjutan, sebagaimana dikutip dari laman Business of Fashion. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI