Suara.com - Dalam perencanaan keuangan, menyiapkan dana darurat mutlak dilakukan. Dana darurat berguna untuk persiapan kalau-kalau suatu hari ada kebutuhan mendesak, atau sebagai dana cadangan saat tidak bekerja.
Lalu, bagaimana cara menyiapkan dana darurat? Menjawab pertanyaan ini, Financial Fitness Coach, Denis, mengatakan bahwa kita harus membagi pemasukan menjadi 50% kebutuhan, 30% keinginan, dan 20% investasi.
Metode simpel ini, menurut Denis, merupakan cara yang ideal dalam membangun perencanaan dana darurat.
Dalam acara 'Tempat Terbaik dan Terburuk untuk Menyimpan Dana Darurat', Rabu (18/8/2021), Denis juga menyampaikan bahwa penting bagi kita untuk menyisihkan 30% uang untuk keinginan.
Baca Juga: 5 Kiat Menerapkan 'Work Hard Play Hard' Tanpa Harus Kebablasan
“Kita sudah ambil porsi paling kecil. Lalu, kenapa tidak semuanya saja, investasi? Kenapa tiga puluh persen keinginan? Ini demi kesehatan mental. Karena kalau mental tidak sehat, kita tidak akan bisa cari uang lagi,” lanjutnya.
Bagi Anda yang belum punya dana darurat, Denis menyarankan 20 persen dari investasi bisa disimpan untuk dana darurat. Dari 20 persen itu bisa digunakan sebagai dana darurat suatu waktu.
“Kalian punya income sepuluh juta rupiah, sisihkan dua juta rupiah setiap bulan. Lakukan terus agar uang dana darurat kalian ngumpul dulu,” jelas Denis.
Namun jika ingin mengumpulkan dana darurat lebih cepat, Denis membagikan strateginya. Pertama, jika punya pemasukan di luar dari gaji yang didapat, bisa langsung masukkan ke dana darurat, meski harus mengorbankan keinginan.
“Kita bisa alokasikan langsung ke dana darurat, dan ini akan mempercepat biar terkumpul,” katanya.
Baca Juga: Simak, Ini Cara Mudah Alokasikan Dana Darurat
“Kita bisa cut dulu keinginan saat dapat income. Dengan cara ini, ini bisa menjadi cara untuk mengumpulkan dana darurat,” pungkasnya.