Suara.com - Kesuksesan bisa diraih dengan kerja keras dan pandai melihat kesempatan. Itu juga yang dilakukan oleh Puri Santoso, seorang penyandang tuli yang mendirikan Kedai Kopi Tuli.
Puri juga merekrut teman tuli lainnya. Mereka diberi kesempatan untuk bekerja agar bisa menghidupan diri sendiri.
Ia membagikan kisah tersebut dalam acara Tangguh Tanpa Mengeluh, Rabu (18/8/2021).
“Saya mau cerita sedikit soal Kopi Tuli ini, tujuan kedai kopi ini adalah pertama untuk pendidikan, menjembatani komunikasi bahasa isyarat, sosialisasi peningkatan kesadaran, dan pemberdayaan teman tuli,” ungkapnya.
Baca Juga: World Hearing Day: 5 Makanan yang Baik untuk Indera Pendengaran
Sebelum pandemi Covid-19, Puri bercerita bagaimana dulu kedainya banyak dikunjungi penikmat kopi sekaligus yang ingin belajar bahasa isyarat.
Hanya saja wabah membuat kedai menjadi sepi dan pendapatan menurun drastis. Namun, Puri Santoso tetap membangun semangat dalam memberdayakan teman tuli.
“Saat mengalami jatuh bangunnya usaha ini, kita terus produktif dan usaha. Dan kita mencoba berjualan secara online,” ungkap Puri lebih lanjut.
Dengan mencoba berjualan online, diharapkan masyarakat bisa menikmati suguhan Kopi Tuli.
Bagi anak muda yang ingin membangun usaha, Puri mengatakan mereka harus memiliki keberanian dalam mengambil risiko. Selain itu juga harus kesampingkan rasa malu dan minder.
Baca Juga: Indonesia Belum Mampu Skrining Bayi Lahir Tuli, Apa Sebab?
“Kita harus berani, yang penting kita punya semangat dan jangan mudah menyerah. Kalau ada yang menjelekkan kita, nggak apa-apa, yang penting kita mau belajar dan mencari cara baru,” pungkasnya.