Baju Adatnya Dipakai Jokowi, Ini Sejarah Suku Baduy, Asal Usul, Agama, dan Adat Istiadat

Rabu, 18 Agustus 2021 | 12:10 WIB
Baju Adatnya Dipakai Jokowi, Ini Sejarah Suku Baduy, Asal Usul, Agama, dan Adat Istiadat
Corak Budaya Suku Baduy
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ada juga kegiatan menenun kain khas Baduy; membuat kerajinan anyaman atau rajutan; berjualan makanan dan minuman ringan, benang, dan kain batik corak Baduy yang dibeli dari Jakarta dan Majalaya.

Kerap juga dijumpai orang Baduy menjual pakaian, madu, dan kerajinan Baduy ke daerah lain; bahkan kini ada yang merintis menjadi pemandu wisata bagi para wisatawan yang berkunjung ke Baduy.

Adat istiadat suku Baduy

Terdapat beberapa adat istiadat suku Baduy, di antaranya seperti Upacara Kawalu  Baduy yang digelar sebagai ungkapan rasa terimakasih terhadap Sang Hyang Karesa atas berhasilnya panen padi huma orang Kanekes setiap tahunnya.

Upacara Kawalu merupakan salah satu tradisi adat yang diselenggarakan sebelum upacara Seba. Adapun tahapannya yaitu, upacara ngalanjakan, upacara Kawalu, upacara ngalaksa, dan terakhir Seba, sebagai puncak dari upacara-upacara adat yang dilakukan orang Kanekes.

Sebagaimana upacara-upacara lainnya yang mengiringi Seba, pelaksanaan Kawalu tidak dapat dilepaskan dari sanksi adat apabila dalam pelaksanaannya terdapat hal-hal yang diluar kebiasaan masyarakat setempat.

Kawalu berasal dari kata walu yang artinya balik (pulang). Jadi, arti dari kata Kawalu adalah kembali. Upacara ini juga biasa disebut sebagai ngukus Kawalu atau membakar dupa untuk mengiringi sesajen pemujaan.

Ada pula upacara Seba suku Baduy, yakni upacara adat yang dilaksanakan untuk kegiatan ritual tahunan warga Baduy dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur untuk menjalin silaturahmi kepada pemerintah Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten, setelah warga Baduy di Banten Selatan tersebut melaksanakan panen hasil pertanian.

Apabila terjadi peristiwa kematian pada masyarakat Baduy, disebut dengan kaparupuhan. Biasanya warga kampung serta kerabat berdatangan menunjukkan rasa duka cita mereka yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan.

Baca Juga: Rudy Susmanto Ingatkan Gotong Royong Untuk Indonesia Tangguh dan Tumbuh

Mereka datang sambil membawa beras, kelapa, gula aren atau makanan yang sudah siap dihidangkan. Mereka jua tanpa ragu menyingsingkan baju dan mengulurkan tangan membantu segala sesuatu terkait dengan pengurusan jenazah dan upacara penguburan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI