Suara.com - Presiden Jokowi menjadi sorotan saat menghadiri sidang tahunan MPR-RI pada 16 Agustus 2021 lalu. Jokowi mengenakan baju adat Suku Baduy yang terbilang sederhana menimbulkan daya tarik tersendiri.
Suku Baduy sendiri, jadi suku yang sangat familiar dan berkesan bagi masyarakat di pulau Jawa khususnya bagi yang tinggal di wilayah Banten dan DKI Jakarta. Pasalnya hingga saat ini Suku Baduy masih mempertahankan sekaligus melestarikan nilai dan tradisi nenek moyang.
Mengutip laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, suku baduy terdapat di Desa Kanekes, yang merupakan wilayah adat orang Baduy.
Secara administratif, Desa Kanekes masuk dalam wilayah Kemantren Cisimeut, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Jarak Desa Kanekes dari ibu kota Jakarta sekitar 160 kilometer, sedangkan dari pusat pemerintahan Provinsi Banten di kota Serang jaraknya sekitar 78 kilometer.

Jarak dari pintu masuk Desa Kanekes ke pusat kota Kecamatan Leuwidamar adalah 27 kilometer, dan jarak ke pusat kota kabupaten Lebak di kota Rangkasbitung sekitar 50 kilometer.
Letak desa Kanekes berada di kawasan Pegunungan Kendeng, yang kondisi fisiknya berbukit-bukit. Luas desa tersebut berdasarkan Perda (Peraturan Daerah) Kabupaten tingkat II Lebak Nomor 13 Tahun 1990 adalah 5.101,85 hektar.
Wilayah Kanekes seluas itu meliputi huma (ladang, kebun atau lahan pertanian), permukiman, serta hutan lindung. Masyarakat Baduy tersebar di sekitar 59 kampung.
Asal Usul dan Sejarah Suku Baduy
Situs resmi peta budaya belajar Kemendikbud mengungkapkan, bahwa 'Baduy' merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut.
Baca Juga: Rudy Susmanto Ingatkan Gotong Royong Untuk Indonesia Tangguh dan Tumbuh
Berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi di Timur Tengah, yang merupakan masyarakat yang hidup nomaden atau berpindah-pindah.