Dalam tes 51 perempuan ini kinerjanya lebih buruk usai mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, dibanding mereka yang mengonsumsi lemak sehat. Ini menandakan adanya hubungan antara makanan berlemak dan otak.
"Karena kedua makanan itu berlemak tinggi dan berisiko bermasalah, efek kognitif makanan berlemak tinggi jenuh itu lebih besar jika dibandingkan dengan makanan rendah lemak," ujar peneliti utama Annelise Madison, Mahasiswa Psikologi Klinis The Ohio State University.
Para perempuan dalam penelitian ini mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dalam bentuk telur, biskuit, sosis ayam, saus yang mengandung 60 gram lemak. Juga makanan berjumlah 930 kalori yang dirancang meniru isi berbagai makanan cepat saji seperti burger, hingga kentang McDonald's.
Setelahnya mereka mengikuti tes konsentrasi selama 10 menit, melakukan aktivitas berbasis komputer. Kegiatan ini berlangsung satu hingga empat minggu. Selanjutnya kegiatan diulangi dan mengganti makanan yang berlawanan mengandung lemak tidak jenuh.