Mengantuk Setelah Makan? Dokter Zaidul Akbar Ungkap Penyebab dan Cara Mengatasinya

Senin, 16 Agustus 2021 | 14:39 WIB
Mengantuk Setelah Makan? Dokter Zaidul Akbar Ungkap Penyebab dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi makan. (Pixabay/Free Photos)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Habis makan siang malah mengantuk? Pernah penasaran apa penyebabnya dan mengapa itu terjadi?

Mengantuk setelah makan menurut Dokter Zaidul Akbar, diakibatkan makan makanan yang tidak bisa diolah tubuh sehingga tubuh merasa tidak bertenaga.

Berdasarkan prinsip makan, dr. Zaidul mengatakan seharusnya tubuh makin segar dan bertenaga setelah makan bukan malah merasa mengantuk. Jadi, sudah seharusnya memeriksa kembali apa yang dimakan, yang membuat tubuh kesulitan mencerna.

"Berarti besar kemungkinan yang dimakan tidak bisa diolah atau dicerna. Sehingga kata tubuh, gue gak bisa mencerna apapun ya minta istirahat," ujarnya mengutip kanal YouTube dr. Zaidul Akbar Official, Senin (16/8/2021).

Baca Juga: Dokter Zaidul Akbar Sarankan Makan Biji Durian dan 4 Berita Kesehatan Menarik Lain

Zaidul Akbar. (suara.com)
Zaidul Akbar. (suara.com)

Ia meminta masyarakat mencermati bagaimana reaksi tubuh ketika sehabis mengonsumsi satu porsi nasi padang dengan rujak yang kaya dengan buah.

"Karena rujak masih punya enzim, vitamin, mineral dan segala macam. Sedangkan nasi padang itu kaya dengan rasa," tuturnya. Simak video lengkap di sini.

Meski begitu, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) itu tidak melarang untuk mengonsumsi makanan sejenis nasi padang, tapi ia mengingatkan agar jadi manusia bertanggung jawab yakni cepat kembali mengubahnya menjadi energi.

"Silahkan makan, tapi tanggung jawab dibakar olahraga, aktivitas fisik dan bergerak," pungkasnya.

Pernyataan dokter pencetus konsep jurus sehat rasulullah (JSR) itu senada dengan hasil penelitian The Ohio State University pada 2020. Disebutkan jika mengonsumsi makanan tinggi lemak bisa menurunkan kinerja otak, salah satunya kemampuan untuk fokus dan menyebabkan kantuk.

Baca Juga: Cara Kurangi Keluhan Sakit Asam Urat pada Lansia ala Dokter Zaidul Akbar

Mengutip laman Science Daily, penelitian dilakukan dengan membandingkan 51 perempuan yang dites konsenterasi setelah mereka mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh. Dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi makanan yang terbuat dari minyak bunga matahari, yang mengandung lemak tidak jenuh.

Dalam tes 51 perempuan ini kinerjanya lebih buruk usai mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, dibanding mereka yang mengonsumsi lemak sehat. Ini menandakan adanya hubungan antara makanan berlemak dan otak.

"Karena kedua makanan itu berlemak tinggi dan berisiko bermasalah, efek kognitif makanan berlemak tinggi jenuh itu lebih besar jika dibandingkan dengan makanan rendah lemak," ujar peneliti utama Annelise Madison, Mahasiswa Psikologi Klinis The Ohio State University.

Para perempuan dalam penelitian ini mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dalam bentuk telur, biskuit, sosis ayam, saus yang mengandung 60 gram lemak. Juga makanan berjumlah 930 kalori yang dirancang meniru isi berbagai makanan cepat saji seperti burger, hingga kentang McDonald's.

Setelahnya mereka mengikuti tes konsentrasi selama 10 menit, melakukan aktivitas berbasis komputer. Kegiatan ini berlangsung satu hingga empat minggu. Selanjutnya kegiatan diulangi dan mengganti makanan yang berlawanan mengandung lemak tidak jenuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI