Apakah Vaksinasi Dapat Menekan Risiko Long Covid-19?

Sabtu, 14 Agustus 2021 | 14:24 WIB
Apakah Vaksinasi Dapat Menekan Risiko Long Covid-19?
Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada ibu hamil di Gedung Wira Purusa LVRI DKI Jakarta, Kamis (12/8/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seseorang yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 memang masih berisiko terinfeksi Covid-19. Meski demikian, dari hasil berbagai penelitian menunjukkan bahwa vaksin mampu menekan gejala pada orang positif virus corona tetapi sudah divaksinasi.

Pertanyaannya kini, apakah vaksin mampu menekan risiko terjadinya long Covid-19 atau gejala sisa Covid-19?

Dikatakan dokter relawan Covid-19 dr. Fajri Adda'i, belum ada cukup bukti penelitian yang menyatakan vaksin bisa mencegah long covid-19.

"Hubungan antara vaksin bisa mencegah long covid memang banyak dibahas. Dibandingkan orang-orang yang belum disuntik vaksin dan orang yang sudah disuntik vaksin bagaimana dampak kalau terinfeksi covid ini belum ada datanya, masih dalam penelitian," kata dokter Fajri dalam webinar daring bersama suara.com beberapa hari lalu. 

Baca Juga: Siapkan 30 Mobil Vaksinasi Keliling, Pemkot-Polrestabes Surabaya Jemput Lansia

Meski begitu, secara teoritis, lanjutnya, tingkat keparahan yang lebih rendah pada orang positif Covid-19 yang sudah divaksinasi tentu berpengaruh pula pada kemungkinan long covid bisa terjadi atau tidak 

"Semakin berat (gejala) kita sakit, maka long covid juga akan semakin berat. Kalau kita sakitnya ringan ya otomatis long covid juga akan ringan. Karena orang yang gejalanya ringan pun masih bisa kena long covid," jelasnya.

Baik mendapatkan suntikan booster vaksin ataupun tidak, dokter Fajri menekan bahwa pentingnya vaksinasi Covid-19 tetap perlu dilakukan untuk membantu tubuh memiliki antibodi lebih kuat terhadap virus corona.

Pemberian vaksin booster menjadi salah satu upaya tersebut untuk kembali melatih antibodi lebih siap apabila tubuh terinfeksi Covid-19. Ia menambahkan bahwa vaksin booster sebenarnya telah diterapkan juga pada berbagai vaksin penyakit lain yang sudah lebih dulu ada.

"Pada tetanus penyuntikannya 5 kali, tiap tahun disuntik. Jadi memang begitu, kalau hepatitis B fase yaitu 3 kali. Kalau vaksin covid tergantung, kemungkinan butuh," ucapnya.

Baca Juga: Pemkab Situbondo Percepat Vaksinasi Bagi Ibu Hamil, Ini Alasannya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI