Ini Tantangan UMKM Asal NTT dalam Pasarkan Kain Tenun Tradisional

Vania Rossa Suara.Com
Sabtu, 14 Agustus 2021 | 14:08 WIB
Ini Tantangan UMKM Asal NTT dalam Pasarkan Kain Tenun Tradisional
Proses pembuatan kain tenun Timor. (Dok. Google)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kain tenun asal Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, dikenal sebagai karya seni yang memiliki ciri khas unik, di mana tidak ada lembar kain tenun yang sama persis. Selain itu motif-motif yang digunakan selama bertahun tahun juga memiliki kisah budaya warisan nenek moyang.

Rensina, 38 tahun, merupakan pemilik Galeri Alekot yang berlokasi di kota Soe, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Usaha yang ia jalankan bergerak di bidang kain tenun Timor. Ide usaha ini muncul dari kegemaran Rensina dalam mengoleksi kain tenun tradisional.

Karena lambat laun koleksi kain tenun tradisionalnya bertambah banyak, ia terpikir untuk menjual sebagian supaya bisa membeli kain yang lain.

“Tahun 2016 saya mulai membuat media sosial dan memposting foto-foto tenun yang saya koleksi. Awalnya tentu tidak langsung ada pembeli. Setelah mulai ada transaksi, saya pergunakan keuntungan penjualan untuk beli kain lagi. Kurang lebih dua tahun, dan akhirnya punya cukup kain untuk dipajang di toko offline serta bermitra dengan penenun dari kampung pedalaman Timor yang memproduksinya menggunakan alat-alat tradisional khas Timor Tengah Selatan. Hingga akhirnya saya bisa sewa toko di dekat rumah” cerita Rensina dalam konferensi pers yang diselenggarakan Google dalam rangka Hari Nasional UMKM beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Hari UMKM Nasional, Begini Dukungan Nyata Pekerja BRI Untuk Pelaku Usaha

Dalam menjalankan usahanya, beragam tantangan dialami oleh Rensina, salah satunya pasar yang tidak terlalu luas (segmented) dan juga persaingan harga untuk memperebutkan pasar. Apalagi setelah pandemi, Rensina merasakan daya beli pasar yang menurun. Pesanan reguler dari butik atau produsen tas dan baju juga nyaris terhenti karena pasar mereka juga sepi. Sementara untuk keperluan individu maupun seremoni adat lokal juga terhambat karena kegiatan hajatan dan lain-lain dibatasi.

Sebagai upaya mengatasi tantangan tersebut, Rensina pun mencari tahu mengenai pelatihan online bagi pelaku usaha yang bisa diikuti untuk menumbuhkan usahanya selama pandemi. Hingga ia mendapatkan informasi dari salah seorang temannya dan memutuskan mengikuti pelatihan Dukung UMKM Indonesia Timur yang difasilitasi Google bersama dengan Kementerian Perdagangan RI.

Banyak tips yang ia dapat saat mengikuti pelatihan khususnya untuk mewujudkan mimpinya dalam membesarkan Galeri Alekot.

“Saya sudah pakai Google Map sekitar 2 tahun lalu, namun berkat pelatihan ini sekarang saya melengkapinya dengan Business Profile yang sebelumnya bernama Google Bisnisku. Hal ini membantu saya agar toko lebih mudah ditemukan konsumen yang mau datang. Tidak hanya itu saya juga mengikuti tips dari mentor mengenai foto produk, pelayanan konsumen, dan tips menghadapi kompetitor. Saya juga banyak belajar bagaimana menjaring konsumen baru dengan postingan dan promosi,” ungkap Rensina.

Rensina menyampaikan dengan menggunakan Business Profile banyak konsumen-konsumen baru yang bermunculan dan datang ke toko.

Baca Juga: Hari UMKM Nasional, Gojek Ajak Pelaku UMKM Ikut Pelatihan Keterampilan Bisnis

“Saya bisa melihat insight dari Business Profile yang menunjukkan ada ratusan pencarian tiap minggu untuk toko Galeri Alekot. Saya bersyukur bahwa setidaknya Galeri Alekot mulai diketahui oleh banyak orang,” pungkas Rensina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI