Bak gayung bersambut, dari awalnya sempat merasa resah karena pesanan sepi, ia dan suami bisa berkarya lagi dan mempertahankan para pekerja.
"Pekerja memohon agar jangan PHK, karena suaminya sudah di-PHK. Saya tidak tega. Tapi, dengan masker ada rejeki tidak terduga. Saya nangis awalnya, karena mau jual ke mana, akhirnya Dinsos pesan masker besar-besaran dibagi ke semua penjahit," kata mantan TKW ini.
Ia ingat betul orderan masker kain saat awal pandemi, 200 potong kain yang telah dibuat laku terjual. Bahkan, banyak warga yang meminta untuk menjualkan masker kain tenun ikat hingga laku keras.
Saat Ramadan pertama di tengah pandemi Covid-19 dan ekonomi masih sulit, Siti tetap bisa memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada para pekerjanya.
Kini, Siti dan suami masih terus berkarya dan optimistis bahwa usaha yang mereka geluti tetap berjalan.