Suara.com - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi sektor ekonomi yang paling terdampak selama pandemi COVID-19, terutama sejak adanya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat alias PPKM.
Namun menurut Ketua Tim Riset Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Indonesia (UI), Rocky AC Hatibie, S.Psi, Psikolog menyatakan para pelaku UMKM mampu mengelola mental secara baik sehingga resiliensi (daya tahan) para pelaku UMKM tergolong tinggi saat pandemi COVID-19.
"Di tengah berbagai tantangan yang menekan selama masa pandemi COVID-19 namun resiliensi pelaku UMKM tinggi. Ini suatu hal yang menarik dan tidak disangka-sangka," kata Rocky Hatibie dilansir ANTARA.
Padahal lanjut dia pandemi COVID-19 berpengaruh negatif terhadap sektor UMKM di Indonesia. Menurut hasil survei yang dilakukan Bank Indonesia pada Maret 2021, sebanyak 87,5 persen UMKM terdampak oleh pandemi COVID-19. Dari jumlah tersebut, sekitar 93,2 persen di antaranya terdampak negatif dari sisi penjualan dan cashflow operasional.
![Pelaku UMKM menata produk UMKM yang dijual saat Promo 11.11 Gerai UMKM Ciledug Prima yang digelar di Kantor Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Banten, Rabu (11/11/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/11/11/82676-promo-umkm-1111.jpg)
"Dari penelitian, ditemukan tingkat kesehatan mental pelaku UMKM tergolong tinggi, dengan kepuasan hidup atau cukup baik, dan memiliki afek positif yang tergolong tinggi," katanya.
Hal ini katanya menunjukkan bahwa para wirausahawan menyadari kemampuannya, dan cukup dapat menangani stres yang dialami terkait pandemi, khususnya hingga kuartal pertama pada tahun 2021. Sementara itu, afek negatif yang mereka tampilkan tergolong rendah, yang mengindikasikan mereka cukup mampu mengelola kekhawatirannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Tim Riset Dies Natalis ke-61 FPsi UI tersebut disampaikan dalam webinar berjudul “Resiliensi Pelaku UMKM di Masa Pandemi”, melalui media aplikasi zoom. Pelaku UMKM menilai kehidupan mereka saat ini sudah mendekati yang mereka cita-citakan, walaupun masih banyak yang belum sesuai dengan harapan mereka.
Responden penelitian ini mayoritas adalah pelaku UMKM yang tidak mengalami gangguan depresi, atau hanya mengalami gejala depresi ringan. Meskipun demikian mereka memiliki kondisi resiliensi yang berkisar antara kategori normal dan rendah.
Hal ini menandakan bahwa meskipun mereka mampu mengelola mental secara baik, namun apabila menghadapi situasi yang sulit dan traumatis, mereka cenderung cemas, lebih mudah merasa terbebani dan pesimis dalam memandang masa depan.
Baca Juga: Urus Perizinan Usaha di Samarinda Makin Mudah, Isi Persyaratan Melalui Aplikasi Online
Dekan Fakultas Psikologi UI, Dr. Tjut Rifameutia Umar Ali, M.A. menyampaikan UMKM tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kampus, dimana banyak pedagang di sekeliling kampus yang harus berjuang untuk menghadapi situasi pandemi di saat proses belajar-mengajar secara daring diterapkan, sehingga mereka tidak bisa berdagang di lingkungan kampus lagi.