Akses Air Minum Indonesia Masih Lebih Rendah dari Filipina dan Malaysia

Sabtu, 07 Agustus 2021 | 05:45 WIB
Akses Air Minum Indonesia Masih Lebih Rendah dari Filipina dan Malaysia
Ilustrasi gelas berisi air putih. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat bahwa fasilitas sumber air bersih belum merata bagi masyarakat. Padahal ketersediaan air bersih juga berperan dalam pencegahan penyakit infeksi.

"Air bersih dan sanitasi yang aman dapat menurunkan indeks risiko penyakit sebesar 0,39 persen, data dari WHO tahun 2020. Kemudian anak-anak yang tinggal dihunian tanpa ketersediaan akses air bersih dan sanitasi yang aman, lebih rentan terhadap stunting sebesar 0,87 kali," kata Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Rizal Primana dalam konferensi pers virtual kickoff Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN), Jumat (6/8/2021).

Dibandingkan negara tetangga di Asia Tenggara, akses air bersih Indonesia bahkan lebih rendah dari Filipina dan Malaysia, lanjut Rizal.

Padahal Gross Domeatic Product (GDP), salah satu tolok ukur pertumbuhan ekonomi negara, di Indonesia lebih tinggi dari kedua negara tersebut.

Baca Juga: Cek Fakta: Minum Air Nanas Bisa Sembuhkan Kanker?

Ilustrasi air minum. (Pexels/Pixabay)
Ilustrasi air minum. (Pexels/Pixabay)

"Sejak tahun 2010 sampai 2012, GDP Indonesia meningkat sebesar 1,8 kali lipat. Namun air minum pemipaan hanya meningkat 1,34 kali pada periode yang sama. Artinya peningkatan GDP yang cepat tidak diimbangi dengan pembangunan atau penyediaan air minum secara cepat juga," imbuhnya.

Dibandingkan kedua negara tersebut, akses air minum di Indonesia baru terselesaikan sebanyak 20 persen. Angka tersebut jauh dari capaian Filipina bahkan juga Malaysia.

"Filipin sudah mencapai 40 persen, sementara Indonesia masih 20 persen untuk perpipaan. Kemudian Malaysia 95 persen. Walaupun GDP kita lebih tinggi daripada Filipina dan Malaysia, tapi jumlah atau persentase pemipaan atau air minum untuk masyarakat yang sudah dilayani masih jauh di bawah negara-negara yang GDP-nya lebih rendah," pungkasnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI