Suara.com - Penyebaran berita hoaks semakin masif di tengah pandemi ini. Selain meresahkan, berita hoaks juga berpotensi membahayakan masyarakat.
Meski begitu, harus diakui bahwa memberantas berita hoaks adalah hal yang sulit. Hal itu lantaran menurut Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho, berita hoaks sering kali disebarkan lewat akun-akun anonim atau akun tanpa identitas. Hal ini menjadikannya sulit untuk menelusuri sumber berita hoaks.
“Banyak dari akun anonim. Tapi akun itu real tetap ada, tapi biasanya tong kosong nyaring bunyinya. Jadi memang harus hati-hati,” ungkapnya pada acara Berantas Hoaks Di Masa Pandemi, Kamis (5/8/2021).
Lalu, bagaimana cara mengenai akun-akun anonim yang berpotensi menyebarkan hoaks ini? Menurut Septiaji, akun-akun ini biasanya tidak memiliki foto profil.
Baca Juga: Soal Donasi Rp 2 Triliun Akidi Tio, Anak Gus Dur: Semua Harus Rasional
Meski anonim atau tanpa identitas, bisa saja akun tersebut memiliki pengikut yang banyak, bahkan sampai ribuan orang. Dan, akun tersebut malah jadi panutan ribuan orang.
Itu sebabnya, ia menyarankan berhati-hati dengan akun anonim. Jika menemukan konten hoaks yang viral dari akun tanpa identitas, jangan sampai terpengaruh dan perlu hati-hati.
“Pastikan kita ambil sumber yang jelas dan kredibel. Kalau sumber kredibel itu bisa dari Kementerian Kesehatan, KPCPEN, dan dokter yang punya reputasi baik,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, menurut Inisiator Pandemic Talks Data Analyts & Communication Practitioner Firdza Radiany, perlu adanya peran edukasi masyarakat terkait mana informasi yang benar dan mana yang salah.
“Mungkin tidak bisa dibangun dalam waktu sekejap, jadi ini sebuah proses perubahan perilaku,” ungkapnya.
Baca Juga: Kasus Donasi Akidi Tio Bukan Penipuan, Pejabat yang Cari Panggung