Suara.com - Setelah merdeka pada 17 Agustus 1945, tidak lantas Indonesia bisa dengan mudah membangun bangsanya sendiri. Ada beberapa tokoh yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Beberapa tokoh ini mengambil peran yang sangat besar untuk mempertahankan kemerdekaan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) di tengah banyak negara yang belum mengakui kemerdekaan Indonesia. Berikut tokoh-tokoh tersebut, mengutip Ruang Guru, Senin (2/8/2021).
1. Sultan Hamengkubowono IX
Sultan Hamengkubuwono IX lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, 12 April 1912, dengan nama asli Gusti Raden Mas Dorodjatun. Ia adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan permaisuri Kangjeng Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegara.
Pada tanggal 2 Oktober 1988, Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat. Atas jasa dan berbagai perannya bagi bangsa dan negara Indonesia, Pemerintah RI menganugerahinya gelar Pahlawan Nasional.
2. Frans Kaisiepo
Pahlawan berikutnya berasal dari Irian. Namanya diabadikan menjadi nama Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak, di salah satu kapal yaitu KRI Frans Kaisiepo, dan wajahnya pun tertera dalam mata uang Rp 10.000.
Frans Kaisiepo lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921. Pada usia 24 tahun, ia mengikuti kursus Pamong Praja di Jayapura yang salah satu pengajarnya adalah Soegoro Atmoprasodjo, yang merupakan mantan guru Taman Siswa.
Sejak bertemu dengan beliau, jiwa kebangsaan Frans Kaisiepo semakin tumbuh dan kian bersemangat untuk mempersatukan wilayah Irian ke dalam NKRI.
Frans Kaisiepo wafat tanggal 10 April 1979. Atas jasa dan perjuangannya selama mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia, Pemerintah RI menganugerahi gelar Pahlawan Nasional.
3. K. H. Hasyim Asy'ari
Ternyata, tokoh yang mempertahankan kemerdekaan tidak hanya datang dari kalangan sipil dan tentara saja, lho. Tapi ada juga tokoh ulama yang berjuang mempertahankan kemerdekaan RI, yaitu K.H. Hasyim Asy’ari. Beliau merupakan salah satu ulama yang mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng.
Baca Juga: Anies Ungkap Kelompok Penjahat dan Pahlawan di Masa Pandemi Covid-19
K.H. Hasyim Asy’ari lahir di Jombang, Jawa Timur tanggal 14 Februari 1871. Pondok Pesantren Tebuireng didirikan pada tahun 1899 serta memelopori pendirian organisasi massa Islam Nahdhatul Ulama (NU) tanggal 31 Januari 1926.