Suara.com - Seorang perempuan mengaku jika bibirnya menghitam dan kekuningam setelah ia menggunakan obat jerawat saat ia tengah berjuang melawan virus Covid-19. Ini memicu efek samping yang langka yang membuatnya terlihat cukup menakutkan.
Dia menceritakan pengalaman ini dalam sebuah video yang diunggahnya di TikTok. Dilansir The Sun, perempuan itu mengatakan, jika vitamin A dosis tinggi - isotretinoin - yang ada di dalam obat jerawat miliknya ternyata dapat menutup kelenjar sebaceous kulit.
Jika tersumbat, kelenjar ini dapat memunculkan jerawat yang parah. Namun, pada kasusnya, virus Covid-19 memperburuk kondisinya, yang efeknya justru terlihat pada bibirnya yang tampak melepuh kekuningan.
Lambat laun, bibirnya bersisik dan kering, lalu menghitam dan bengkak. Perempuan asal Amerika Serikat (AS) tersebut mengatakan jika ia bergegas ke dokter saat mengalami gejala tersebut.
Baca Juga: Percepat Vaksinasi, Pemerintah Siapkan Kartu Vaksin Jadi Syarat Masuk Tempat Wisata
![Pakai Obat Jerawat Saat Covid-19, Bibir Perempuan Ini Melepuh hingga Menghitam. (Dok: TIkTok)](https://media.suara.com/pictures/original/2021/08/06/30661-pakai-obat-jerawat-saat-covid-19-bibir-perempuan-ini-melepuh-hingga-menghitam.jpg)
Dokter mendiagnosisnya dengan impetigo, infeksi kulit akibat bakteri Streptococcus. Dia juga menjelaskan jika ternyata, virua Covid-19 varian Delta, beserta efek samping dari perawatan jerawatnya menyebabkan infeksi jamur yang langka, yang disebut mukormikosis.
Di India, penyakit ini disebut jamur hitam yang dapat mempengaruhi sinus, otak dan paru-paru, dan organ-organ lain - dan jika tidak segera diobati bisa mematikan. Avery memberi kabar bahwa dia telah dirawat di rumah sakit.
Kini, bibirnya sudah nampak mengering dan pecah-pecah karena perawatan yang telah ia lakukan.
"Ini disebut mukormikosis dan itu membuat bibir saya pecah-pecah. Covid-19 yang muncul di mulut saya membuat bibir saya pecah-pecah, jadi hati-hati, karena ini menjijikkan," kata dia.
"Ketika saya sakit Covid (varian Delta) saya mengalami radang, infeksi sinus, infeksi telinga, secara harfiah semuanya bekerja. Itu mengerikan, saya sekarat untuk sementara waktu," ungkapnya lagi.
Baca Juga: Positif COVID-19 di Jakarta Barat Turun 453 Kasus
Efek Samping Langka
India memiliki banyak laporan tentang jamur hitam yang dipicu oleh varian Delta di awal tahun. Kondisi langka ini disebabkan oleh jamur yang dikenal sebagai mucromycetes yang dapat membunuh orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
Ketika spora - yang terjadi secara alami di lingkungan - dihirup, mereka menyerang paru-paru dan sinus sebelum menyebar ke wajah dan otak.
Mukormikosis menyebabkan penglihatan kabur atau ganda, nyeri dada, dan kesulitan bernapas. Diperkirakan kondisi tersebut menjadi gawat di India karena kurangnya obat yang tersedia untuk mengobatinya.
Prof David Denning dari Global Action Fund for Fungal Infection (GAFFI) dan University of Manchester, mengatakan, tempat paling umum di tubuh yang terkena jamur hitam termasuk sinus, hidung, dan infeksi dapat menyebar di bagian belakang mata atau turun ke palet dan maju ke pipi di satu atau kedua sisi.
“Dalam kasus-kasus akhir itu dapat mempengaruhi otak secara langsung. Organ lain yang paling sering terkena adalah paru-paru, dan dapat menyebabkan pneumonia serius yang berkembang dan dapat menyerang pembuluh darah, dan batuk darah relatif umum," jelasnya.
Dia menambahkan mukormikosis telah menjadi komplikasi serius dari Covid-19. India mendeklarasikannya sebagai epidemi pada bulan Mei ketika setidaknya 11 ribu pasien mengalami mukormikosis setelah pulih dari Covid.