Komiter Tari DKJ Bakal Gelar JICON Dance Fest padaSeptember-Oktober 2021

Jum'at, 30 Juli 2021 | 16:47 WIB
Komiter Tari DKJ Bakal Gelar JICON Dance Fest padaSeptember-Oktober 2021
Jakarta International Contemporary Dance Festival atau JICON Dance Fest. (Tangkapan layar/Komite Tari DKJ)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dewan Kesenian Jakarta melalui Komite Tari akan menggelar Jakarta International Contemporary Dance Festival atau JICON Dance Fest pada September hingga Oktober 2021. JICON Dance Fest merupakan kolaborasi internasional yang melibatkan kerja kreatif antara komunitas tari di Jakarta, seniman Indonesia dan negara lain.

Dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Jumat (30/7/2021), Ketua Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta, Yola Yulfianti mengatakan, situasi pandemi Covid-19 mendorong para seniman tari untuk melakukan perluasan kerja krearif. Di samping itu, kegiatan ini juga mendorong para seniman untuk mencari kemungkinan-kemungkinan baru dan menafsir ulang makna panggung.

"Maka JICON Dance Fest membuka peluang penawaran karya baru serta kerja-kerja kolaborasi para seniman serta menghadirkan tontonan yang menarik bertaraf Internasional bagi masyarakat lebih luas," kata Yola.

Pada tahun ini, kegiatan JICON Dance Fest bekerjasama dengan Komunitas Serambi Inklusi dari Jakarta serta Shin Sakuma dari Tokyo. Kolaborasi skala internasional itu, lanjut Yola, sangat berkesan sekali karena melibatkan teman-teman disabilitas dari dua negara.

Baca Juga: Dek Geh, Seniman Bali Tampil Virtual, Bertahan di Tengah Pandemi Corona

Selain itu, JICON Dance Fest turut bekerjasama dengan seniman dari Maputo, Mozambique yang menjadi sister city DKI Jakarta. Dalam JICON Dance Fest, ada sebuah program bernama Digital Stage Dance Lab.

Kegitan tersebut nantinya akan mendorong seniman tari untuk semakin membuka diri terhadap kemungkinan artistik baru -- yang dihasilkan dari kerja kolaborasi lintas disiplin dan lintas medium sehingga memunculkan karya digital performance base.

"Laboratorium tari dan teknologi ini mendorong lahirnya penawaran artistik baru dari kolaborasi seniman tari dengan seniman digital," beber Yola.

Tak hanya itu, JICON dance Fest juga menyelenggarakan festival film tari International bertajuk IMAJITARI. Tidak dipungkiri lagi, film tari sudah tidak asing lagi dalam kultur tari dan film di Indonesia-- bahkan dunia.

"Kompetisi ini mendorong pertumbuhan karya film tari seniman Indonesia dan membawanya ke panggung dunia," papar Yola.

Baca Juga: Cerita Seniman Tari Buleleng Tetap Berkarya di Tengah Pandemi

Dalam keterangannya, platform kompetisi ini terbuka secara internasional dan telah diikuti lebih dari 500 peserta dari beragam negara sejak diadakan pada tahun 2018. Selain itu, terdapat pula sebuah lokakarya bertajuk Workshop Artistic Development.

Lokakarya tersebut diikuti oleh seniman dari berbagai lintas disiplin ilmu yang menggali persoalan koreografi dalam seni pertunjukkan. Nantinya, pertukaran gagasan dalam workshop tersebut diharapkan dapat mengembangkan wacana artistik yang dapat melahirkan gagasan baru.

Khusus untuk agenda ini, Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta bekerjasama dengan Yayasan Kelola, dan telah membuka pendaftaran untuk seniman tari, koreografer, pelaku seni di bidang pertunjukan serta disiplin seni lainnya. Untuk pendaftaran bisa dilakukan di https://www.jicon.id/open-call/ hingga 2 agustus 2021 mendatang.

Selanjutnya, terdapat pula sebuah agenda bernama Telisik Tari, yang di dalamnya terdapat Dokumenter Maestro, Jurnalatau Artikel Tari Online, Penerbitan Buku Seri Wacana Tari. Hakikat platform ini adalah meneropong wilayah kajian tari.

"Ruang dialog yang dapat menemukan celah bagaimana pergulatan antara sejarah, teknik, karakter dan makna simbolik dalam skena tari di Indonesia," papar Yola.

Guna keabsahan terciptanya sebuah platform, maka pola kegiatan melibatkan kerja kolaboratif antara pakar, pemerhati, dan pelaku tari dalam menelisik lebih jauh persoalan sejarah tari ini. Nantinya, mereka hadir mempertanyakan, mengurai, mengkaji isu-isu seputar seni tari secara kritis dan mendalam.

"Dialog ini diharapkan dapat membuka wawasan baru dan memperkaya khasanah pendidikan seni di Indonesia, khususnya seni tari".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI