Selain mengukur iklim kebinekaan, survei juga mengukur iklim keamanan sekolah. Rasa aman di sekolah juga merupakan prasyarat bagi terjadinya proses pembelajaran.
Iklim keamanan sekolah mencakup indikator-indikator seperti kejadian perundungan, penggunaan narkoba, dan kekerasan di sekolah.
Di luar iklim sekolah, bagian terbesar dari Survei Lingkungan Belajar sebenarnya adalah berbagai aspek yang secara langsung terkait kualitas pembelajaran.
Ini mencakup indikator-indikator fasilitas belajar, praktik pengajaran, refleksi guru, dan kepemimpinan instruksional kepala sekolah.
Menurut Kabalitbangbuk, survei ini bertujuan menegaskan kepada guru dan kepala sekolah bahwa tujuan pembelajaran tidak semata mencakup aspek kognitif, melainkan juga sisi sosial, emosional, dan spiritual.
Dengan begitu, survei ini diharapkan menjadi bahan dan data untuk meramu berbagai strategi dan kebijakan demi mendorong sekolah dan pemerintah daerah meningkatkan kualitas pembelajaran.
Anindito menambahkan, survei tersebut tidak dipergunakan untuk menilai siswa atau bahkan menentukan kelulusan.
Sebaliknya, survei bertujuan untuk memetakan dan promosi iklim sekolah yang toleran, aman, dan mendukung pembelajaran yang baik termasuk efektivitas mengajar guru hingga kepemimpinan instruksional kepala sekolah untuk mendorong kreativitas guru.
Survei nantinya akan menghasilkan skor kolektif di tingkat sekolah dan daerah. Hasil Survei Lingkungan Belajar akan disampaikan kepada sekolah dan pemerintah daerah sebagai bahan evaluasi diri dan perencanaan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.
"Oleh karenanya, survei sama sekali tidak mengukur profil maupun skor individu murid, guru, atau kepala sekolah," pungkas Anindito.
Baca Juga: Program Laptop Dalam Negeri dari Kemendikbudristek Dinilai Tepat