Suara.com - PT Uni-Charm Indonesia Tbk. menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dengan meluncurkan konsep gaya hidup baru, yaitu "Ethical Living for SDGs".
Selama ini, PT Uni-Charm Indonesia sudah melakukan upaya nyata untuk mewujudkan konsep tersebut. Di antaranya meluncurkan produk Charm dan Protect Pollution Mask dalam kemasan berbahan kertas daur ulang.
Upaya terbaru yang sedang dilakukan oleh PT Uni-Charm Indonesia adalah meneliti solusi pengolahan sampah popok sekali pakai secara organik dengan menggunakan larva Black Soldier Fly (Maggot).
Penelitikan Ini bertujuan untuk menemukan cara mengurai popok sekali pakai tanpa membuangnya sebagai solusi konkret masalah sampah yang efisien, murah, dan ramah lingkungan.
Baca Juga: Jokowi Minta Intensifkan Dana untuk Tangani Limbah Medis Covid-19
Upaya ini dilakukan karena sampah popok sekali pakai termasuk masalah yang cukup serius di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Denti Nila Purwanti selaku Corporate Plan Representative PT Uni-Charm Indonesia.
"Selain permasalah plastik, sampah popok bekas sekali pakai menjadi salah satu permasalahan yang sangat serius di Indonesia. Kami melihat kegiatan masyarakat yang masih membuang sampah popok ke sungai," jelas Denti Nila Purwanti dalam virtual conference, Rabu (28/7/2021).
Oleh karena itu, PT Uni-Charm Indonesia merasa bertanggung jawab untuk mengatasi masalah tersebut. Yasushi Yoshioka selaku General Manager berharap eksperimen ini bisa dijadikan pilihan solusi untuk masalah limbah popok.
"Sebagai salah satu tanggung jawab kami sebagai produsen popok nomor satu perlu mengupayakan permasalahan ini dengan serius," jelas Yasushi Yoshioka dalam kesempatan yang sama.
"Untuk itu fase kedua untuk Ethical Living for SDGs kami menjalankan kegiatan penelitian ini untuk menambahkan opsi untuk memecahkan masalah ini untuk ke depannya," lanjutnya.
Baca Juga: Sampah Medis Bisa Tularkan Covid-19, Sejumlah Petugas di Jakarta Terpapar
Tidak sendiri, PT Uni-Charm Indonesia bekerja sama dengan Profesor Ishibasi dari Universitas Prefektur Kumamoto, Jepang dalam melakukan penelitian ini.
Maggot dipilih dalam eksperimen ini karena memiliki kecepatan mengurai sampah organik yang sangat tinggi dan bisa tumbuh menjadi bahan pakan dengan kandungan protein tinggi.
Yasushi Yoshioka menambahkan bahwa Indonesia perlu melakukan pemisahan sampah agar bisa menerapkan secara utuh daur ulang popok secara organik ini.
"Untuk mewujudkan daur ulang popok sekali pakai di Indonesia, kami menganggap bahwa tidak hanya pembuktian eksperimen menggunakan maggot ini saja, namun diperlukan juga penetrasi pemisahan sampah yang dihasilkan di rumah-rumah," kata Yasushi Yoshioka lagi.
"Walaupun tidak dapat menyelesaikan semuanya, kami akan coba mengadopsi Best Practice yang diterapkan di dunia. Kami percaya bahwa upaya ini sejalan dengan konsel yang diperkenalkan oleh Ethical Living," pungkasnya.