Suara.com - Saat memutuskan ingin investasi, artinya kita harus berkomitmen menyisihkan uang bulanan untuk tidak dipakai sama sekali dalam jangka waktu tertentu. Tetapi, pada beberapa orang rasanya hal tersebut sulit dilakukan, apalagi dengan banyaknya godaan untuk belanja.
Mumpung masih tanggal muda, belum terlambat nih, untuk kembali mulai investasi. Perencana keuangan Melvin Mumpuni mengatakan masa muda menjadi waktu terbaik untuk memulai investasi, berapa pun jumlah uang yang disisihkan.
"Manfaatkan waktu saat ini mumpung masih muda. Misalnya ditanya berapa, 500 ribu, 1 juta, enggak apa-apa. Mulai aja dulu, nanti kalau sudah mulai merasa nyaman nambah lagi pelan-pelan sembari meningkatnya income," kata Melvin dalam konferensi pers virtual FinanSiap Kick Off, Rabu (28/7/2021).
Sisihkan dana awal untuk investasi begitu mendapat penghasilan, saran Melvin. Cara itu untuk 'memaksa' agar anggaran investasi tetap rutin dilakukan setiap bulan. Anggaran investasi disisihkan sejak awal bersamaan dengan dana prioritas kebutuhan utama.
Baca Juga: 5 Hal Simpel yang Bisa Membuatmu Jadi Suami Idaman, Menanyakan Kabar!
"Misalnya sekarang pas abis gajian, pertama donasi dulu, itu penting. Donasi itu ternyata setelah diteliti bisa mengobati insecure hati, karena kita menyadari masih bisa membantu orang lain. Kedua adalah investasi rutin di depan supaya masih ada uangnya. Karena kalau investasi di belakang biasanya itu sudah habis," kata Melvin.
Uang telah disiapkan sesuai kemampuan, selanjutnya menentukan produk investasi. Melvin mengingatkan, harus cermat dalam memilih produk investasi dalam bentuk apapun, baik emas, reksadana, maupun saham.
Terpenting, pastikan produk yang dipilih aman dengan jaminan regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), maupun Kementerian.
"Ternyata ada beberapa oknum yang menawarkan investasi aneh-aneh padahal tidak di bawah naungan BI atau OJK itu yang bahaya. Kalau mau invest, pertama make sure produk sudah di bawah OJK atau juga berada dibawah Kementerian Perdagangan atau juga Bank Indonesia," ucapnya.
"Kalau misalnya memang masih pusing karena produknya banyak, mana yang harus dipilih, apa yang cocok, sebaiknya belajar dulu," imbuh Melvin.
Baca Juga: Inggris Waspadai Peningkatan Kasus Norovirus, Penyakit Apa Itu?
Founder platform Finansialku itu mengatakan, jangan ragu mencari pendampingan dari profesional perencana keuangan jika ragu untuk menentukan produk investasi secara mandiri.