Mengenal Arti Vulkanisme, Erupsi Serta Bentuk Gunung Api dalam Pelajaran Geografi

Rabu, 28 Juli 2021 | 08:49 WIB
Mengenal Arti Vulkanisme, Erupsi Serta Bentuk Gunung Api dalam Pelajaran Geografi
Sebagai Ilustrasi: Gunung Lawu yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki gunung api terbanyak di dunia. Jumlahnya mencapai 500 buah dengan 127 gunung di antaranya berstatus aktif mengeluarkan magma dan erupsi.

Aktivitas gunung berapi ini kerap disebut dengan vulkanisme. Pertanyaannya, apa itu vulkanisme?

Mengutip Ruang Guru, Rabu (28/7/2021) vulkanisme adalah segala peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar menuju permukaan bumi melalui rekahan dalam kerak bumi.

Magma ini bentuknya cair dan berpijar. Magma bergerak naik ke permukaan bumi melalui diatrema, yaitu saluran yang mirip pipa. Jika sudah sampai di permukaan bumi, magma disebut dengan lava.

Baca Juga: Senin Pagi, Gunung Merapi Kembali Luncurkan Guguran Awan Panas Sejauh 1,5 Km

Ilustrasi gunung api. (Pexels/Roberto Nickson)
Ilustrasi gunung api. (Pexels/Roberto Nickson)

Faktor utama pada gejala vulkanisme ini adalah magma, akibat aktivitas magma yang beragam, maka bisa menimbulkan gejala vulkanik yang beragam, seperti tipe erupsinya, bentuk gunung api, dan aktivitasnya.

Gejala vulkanisme
Peristiwa vulkanisme memiliki gejala yang dapat diamati, yakni gejala sebelum terjadinya vulkanisme (pravulkanisme) dan gejala sesudah terjadinya vulkanisme (pascavulkanisme).

1. Gejala pravulkanisme
Gejala pravulkanisme atau ciri-ciri dari gunung api yang akan meletus antara lain adalah:

  • Sering terjadi gempa
  • Banyak sumber air mengering
  • Peningkatan temperatur di sekitar kawah
  • Terdengar gemuruh dari dalam gunung
  • Hewan-hewan dari puncak gunung turun ke lereng gunung

2. Gejala pascavulkanisme
Sedangkan untuk gejala pascavulkanisme yang muncul setelah gunung api selesai meletus adalah:

  • Munculnya sumber air panas atau geiser
  • Munculnya sumber gas atau ekshalasi seperti belerang
  • Munculnya sumber air yang mengandung mineral seperti belerang atau sulfur

Erupsi gunung api

Baca Juga: Gunung Berapi Taal Filipina Meletus, Muntahkan Gas Beracun Paksa Ribuan Orang Mengungsi

Warga mengamati Gunung Sinabung yang menyemburkan material vulkanik di Desa Kutarayat, Naman Teran, Karo, Sumatera Utara, Senin (19/7/2021). ANTARA FOTO/Sastrwawan Ginting
Warga mengamati Gunung Sinabung yang menyemburkan material vulkanik di Desa Kutarayat, Naman Teran, Karo, Sumatera Utara, Senin (19/7/2021). ANTARA FOTO/Sastrwawan Ginting

Erupsi adalah proses keluarnya magma dari perut bumi. Dengan kata lain, erupsi itu terjadi ketika suatu gunung api meletus.

Erupsi atau letusan gunung api berdasarkan kekuatannya ada 2 macam, yang berupa ledakan (eksplosif) dan berupa lelehan (efusif).

Erupsi eksplosif adalah erupsi dengan tekanan yang sangat kuat, hingga menghasilkan letusan yang besar atau ledakan.

Ini karena magma di bawah gunung memiliki kandungan gas yang sangat tinggi, sehingga memiliki tekanan yang tinggi dan menghasilkan ledakan besar yang biasanya hanya satu kali.

Erupsi efusif adalah erupsi dengan tekanan yang kecil, sehingga hanya berupa lelehan yang berangsur keluar.

Terjadi karena magma di dalamnya bersifat basa dan memiliki kandungan gas yang sedikit. Sehingga biasanya erupsi tipe ini tidak menghasilkan ledakan yang dahsyat.

Dari dua tipe erupsi tersebut, akhirnya mempengaruhi bentuk gunung api. Jadi biasanya erupsi tipe ini tidak menghasilkan ledakan yang dahsyat.

Bentuk gunung api

1. Gunung api maar
Gunung api ini terbentuk karena terjadinya erupsi eksplosif, sehingga meninggalkan kawah yang cukup besar. Contoh gunung api di Indonesia dengan bentuk ini adalah Gunung Lamongan dan Gunung Dieng.

2. Gunung api perisai
Sesuai namanya, gunung api perisai adalah gunung yang bentuknya relatif datar. Gunung ini hanya terbentuk karena erupsi efusif. Karena magma yang keluar sangat cair, gunung ini memiliki lereng yang sangat landai dan dasar yang relatif luas.

Gunung api tipe ini tidak ditemukan di Indonesia, tapi ada di negara lain, seperti Gunung Mauna Loa dan Gunung Kilauea Hawaii.

3. Gunung api kerucut

Gunung api kerucut atau biasa juga disebut strato merupakan bentuk gunung api yang paling umum di Indonesia. Gunung ini terbentuk karena erupsi campuran antara eksplosif dan efusif.

Tumpukan magma yang bergantian dari letusan (eksplosif) dan lelehan (efusif) mengendap semakin tinggi seiring perjalanan waktu. Inilah yang menyebabkan dinding kawah dari gunung jenis ini memiliki batuan beku yang berlapis-lapis.

Beberapa gunung api di Indonesia dengan bentuk ini antara lain adalah Gunung Kerinci, Gunung Semeru, Gunung Raung, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, dan Gunung Pangrango.

Aktivitas Gunung Api
Berdasarkan Permen ESDM No. 15 Tahun 2011, tingkat aktivitas gunung api di Indonesia dibagi menjadi 4 level atau tingkatan.

Keempat level itu dari paling rendah ke paling tinggi adalah Level I (Normal), Level II (Waspada), Level III (Siaga), dan Level IV (Awas).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI