Suara.com - Personal branding merupakan salah satu bagian dari promosi seseorang. Bagi penulis, apakah personal branding merupakan hal penting?
Ada anggapan, penulis yang sukses melakukan personal branding lebih mudah menarik massa, sehingga membuat karya lebih gampang dijual.
Berbanding terbalik dengan penulis yang tidak melakukan personal branding, dengan risiko sulit dikenal massa.
Namun, benarkah demikian? Menurut penulis buku Bakat Menggonggong Dea Anugrah, personal branding sebaiknya dipikirkan masak-masak oleh penulis muda.
Baca Juga: Jangan Minder, Ini Hal yang Harus Diketahui Penulis Pemula!
"Situasinya tentu berbeda denganku, tapi ketika aku baru mulai, aku tidak menghadapi soal branding. Karena aku tidak tahu soal itu, dan aku baru tahu saat aku bekerja di industri konten," ungkapnya dalam acara Menjadi Manusia: Lika-Liku Penulis, Minggu (25/7/2021).
Menurut Dea, tidak apa-apa jika penulis baru ingin membentuk branding terlebih dahulu, asal tahu kondisinya.
"Kupikir itu tidak apa-apa, karena temen-temen lah yang tau gimana kondisinya," ungkap Dea yang telah menerbitkan buku kumpulan puisi terbarunya, Kertas Basah.
Pada kesempatan yang sama, menurut Co-Founder & The Heart Menjadi Manusia Adam A Abednego, penulis besar seperti Joko Pinurbo dan Sapardi Djoko Damono merupakan penulis yang tidak memikirkan branding.
"Mereka tidak memikirkan branding sama sekali, dan itu terwujud setelah dari karyanya. Baru lah muncul brand-nya," ungkapnya.
Baca Juga: 4 Ketakutan yang Sering Dirasakan oleh Penulis Pemula
Adam juga menyinggung perbedaan dalam industri penerbitan dahulu dan sekarang. Jika dulu lebih mengutamakan seleksi, di masa sekarang sudah banyak akses digital yang bisa menerbitkan tulisan.
Ia menegaskan, penulis yang hebat justru lahir dari followers sosial media yang tidak begitu banyak.
Namun sekarang berbeda, di mana penerbit juga ingin menaikkan pasar dan mencari penulis dengan followers yang besar.
"Kata Eka Kurniawan bilang, dulu tidak ada soal beginian. Justru penulis hebat sekarang followers nya dua ratus. Tapi sekarang perubahannya cukup signifikan, dan juga penerbit ingin menaikkan marketnya, jadi ya mau nggak mau harus mencari penulis yang marketnya besar," pungkasnya.