Suara.com - Olimpiade Tokyo 2020 resmi dibuka pada Jumat, 23 Juli 2021 lalu. Pesta olahraga terbesar di dunia ini dibuka di stadion Nasional Jepang (New National Stadium), Tokyo. Ratusan negara ikut meramaikan ajang dan mengirimkan kontingennya.
Terlepas dari itu tahu nggak sih kalau olimpiade sudah dimulai sejak zaman Peradaban Yunani Kuno? Olimpiade juga dianggap jadi salah satu peninggalan keren dari Peradaban Yunani.
Berikut sejarah olimpiade sejak zaman Peradaban Yunani Kuno, mengutip Ruang guru, Sabtu (24/7/2021).
Peradaban Yunani Kuno (800-146 SM) berkembang dari peradaban Kreta (Minoa) dan peradaban Mikenai. Yunani terletak di kawasan Eropa Tenggara yang sering disebut Semenanjung Balkan. Wilayah Yunani meliputi daratan paling ujung dari Semenanjung Balkan dan pulau-pulau yang tersebar di sekitarnya.
Baca Juga: Windy Cantika Aisah: Saya Tak Menyangka Bisa Dapat Medali
Berbeda dengan wilayah Mesopotamia dan Mesir Kuno, sebagian besar wilayah daratan Yunani terdiri atas daerah pegunungan yang terjal dan tanah tandus. Meskipun bukan wilayah yang subur, di bagian lembah-lembah masih bisa ditanami tanaman seperti gandum, anggur, dan zaitun.
Selain itu, bangsa Yunani Kuno memiliki sistem kepercayaan politeisme, yaitu percaya pada kekuasaan para dewa. Di antaranya Zeus (dewa langit dan bumi), Apollo (dewa kesenian), Poseidon (dewa laut), Hades (dewa kematian), Aphrodite (dewi kecantikan dan cinta), Hermes (dewa perdagangan), dan Athena (dewi kebijaksanaan).
Mereka menggambarkan para dewa seperti manusia, tapi memiliki kekuatan dan keindahan yang lebih dari manusia biasa. Para dewa dipercayai tinggal di puncak tertinggi Gunung Olimpus.
Untuk menghormati dan menyenangkan mereka, bangsa Yunani Kuno mengadakan pesta olahraga di kaki Gunung Olimpus. Tradisi inilah yang sampai sekarang masih dipertahankan sebagai olahraga tingkat dunia yang kita kenal dengan Olimpiade.
Olimpiade pertama di dunia
Baca Juga: Angin, Penyebab Kekalahan Tim Panahan Indonesia di Olimpiade Tokyo
Olimpiade pertama diketahui diadakan di Olympia pada 776 SM. Saat Olimpiade Kuno berlangsung, perlombaan yang diadakan adalah lari, gulat, balap kereta kuda, tinju, pankrasi (bela diri), lompat jauh, serta lempar lembing dan cakram.
Tidak seperti sekarang, Olimpiade Kuno hanya boleh diikuti laki-laki, karena para perempuan bertugas untuk mengurus rumah tangga dan menjaga anak. Syarat lainnya, laki-laki itu harus seseorang yang bebas atau bukan budak, serta harus bisa berbicara bahasa Yunani.
Syarat lainnya, saat mengikutinya para laki-laki ini dilarang mengenakan pakaian, alias bertelanjang. Alasannya karena cuaca saat itu cukup panas di Yunani dan ini dilakukan sebagai pentuk apresiasi terhadap bentuk tubuh manusia.
Tidak lupa mereka mengolesi badan dengan minyak zaitun untuk menjaga kelembaban tubuh serta untuk membuatnya terlihat licin dan berotot.
Periode olimpiade digelar
Olimpiade diadakan setiap empat tahun sekali. Saat hal ini terjadi, maka gencatan senjata pada peperangan akan dilakukan. Tujuannya, agar para atlit selamat menuju tempat berlangsungnya Olimpiade dan saat kepulangannya.
Meski Olimpiade mencapai puncaknya pada abad ke-6 dan ke-5 SM (sebelum masehi), tetapi kemudian secara bertahap mengalami penurunan seiring jatuhnya Yunani ke tangan Romawi.
Setelah lebih dari 1000 tahun berlangsung, Olimpiade berakhir pada 393 M setelah seorang kaisar Theodosius I yang dikenal sebagai Kristen taat melarang penyelenggaraan Olimpiade karena dianggap sebagai bentuk penyembahan berhala.
Berkat Baron Pierre de Coubertin yang membentuk Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee/IOC) pada 1894.
Setelah komite ini terbentuk, Olimpiade dihidupkan kembali di Athena, Yunani, pada 1896 yang melibatkan 241 atlit dari 14 negara. Bahkan saat Olimpiade 2016 berlangsung berhasil melibatkan lebih dari 11.000 atlit dari 205 negara.
Olimpiade Kuno diadakan di tempat yang sama setiap waktunya, sedangkan Olimpiade Modern diadakan di berbagai kota yang berbeda.
Selain itu, Awalnya Olimpiade Musim Dingin diadakan pada tahun yang sama dengan Olimpiade Musim Panas, namun sejak tahun 1994 Olimpiade Musim Dingin diadakan setiap empat tahun sekali, dengan selang waktu dua tahun dari penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas.
Olimpiade Musim Panas terakhir diadakan pada 5-21 Agustus 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Sedangkan Olimpiade Musim Dingin terakhir diadakan pada 9-25 Februari 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan.
Olimpiade selanjutnya akan diadakan di Tokyo, Jepang (2020) untuk Olimpiade Musim Panas dan di Beijing, Tiongkok (2022) untuk Olimpiade Musim Dingin.
Hadiah pemenang olimpiade
Pada Olimpiade Kuno, pemenang Olimpiade akan mendapatkan mahkota melingkar dari batang pohon zaitun. Sedangkan pada Olimpiade Modern, pemenang Olimpiade akan mendapatkan medali.
Peringkat ketiga mendapatkan medali perunggu, peringkat kedua mendapatkan medali perak, dan peringkat pertama mendapatkan medali emas, serta hadiah-hadiah lainnya.
Lambang Olimpiade yang terdiri atas 5 cincin yang saling mengunci dan berbeda-beda warna, yaitu biru, kuning, hitam, hijau, dan merah dengan latar putih. Kelima warna ini dipilih karena negara peserta Olimpiade memiliki paling tidak satu warna dari kelima warna tersebut.
Selain itu, setiap cincin melambangkan 5 benua yang didiami di dunia; Amerika Utara dan Selatan dihitung sebagai satu, dilanjutkan Afrika, Asia, Eropa, dan Australia.
Hal penting lain dalam Olimpiade adalah obor. Sebelum penyelenggaraan Olimpiade, obor melalui serangkaian upacara khusus di situs penyelenggaraan pertama Olimpiade Yunani Kuno di Olympia, Yunani.
Api dinyalakan menggunakan sinar matahari dan skaphia, sebuah cermin parabola peninggalan Peradaban Yunani Kuno. Kemudian obor bakal diarak berkeliling Yunani dan mulai dibawa menuju ke kota tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade.
Dalam konteks Olimpiade modern, nyala api Olimpiade mewakili nilai-nilai positif yang selalu dikaitkan manusia dengan api.
Pilihan Olympia sebagai titik keberangkatan menekankan hubungan antara Olimpiade Kuno dan Modern yang menggarisbawahi hubungan mendalam kedua acara ini.
Sesampainya di kota tuan rumah, obor digunakan untuk menyalakan kaldron raksasa di Upacara Pembukaan Olimpiade yang kemudian mengeluarkan api yang sangat besar, tanda gelaran Olimpiade dimulai.
Api ini akan terus menyala hingga hari terakhir penyelenggaraan Olimpiade. Ketika kobaran api dimatikan, artinya secara resmi penyelenggaran Olimpiade berakhir.