Suara.com - Sebagai seorang pedagang, Rasulullah SAW memiliki prinsip yang patut ditiru oleh umat muslim. Apa saja?
Dalam bergadang alias berbisnis, tidak boleh hanya mencari untung sebesar-besarnya tanpa memperhatikan halal dan haram.
Karenanya, berdagang dalam Islam tidak sekadar mengejar dunia, tetapi juga sebagai bekal saat di akhirat kelak.
Dilansir dari Dalam Islam, berikut ini prinsip berdagang ala Rasulullah SAW yang bisa kita tiru.
Shidiq
Rasulullah SAW dikenal karena kejujurannya di keseharian, begitu juga dengan dunia perdagangan. Rasulullah tidak pernah mengurangi takaran dagangannya, menipu atau berbuat curang.
![Pedagang membuat kulit ketupat di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, Minggu (18/7/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/18/87704-pedagang-kulit-ketupat-di-pasar-palmerah.jpg)
Malahan, Rasulullah memberikan bonus agar para pembeli senang dengan pelayanannya.
Karena sifatnya tersebut, Rasulullah diberikan julukan Al-Amin yang artinya dapat dipercaya. Hal ini disebut lewat hadis riwayat Tirmidzi, bahwa:
“Sesungguhnya golongan pedagang akan dibangkitkan saat hari kiamat sebagai penjahat kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur”.
Baca Juga: Bikin Sedih, Ini Alasan Pedagang BEC Nekat Turun ke Jalan Tolak PPKM Darurat
Amanah