5 Makna Perayaan Idul Adha: Kisah Nabi Ismail Hingga Berbagi Kurban

Selasa, 20 Juli 2021 | 12:08 WIB
5 Makna Perayaan Idul Adha: Kisah Nabi Ismail Hingga Berbagi Kurban
Permintaan Hewan Kurban di Medan Jelang Idul Adha Alami Penurunan. [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Idul Adha yang jatuh pada 10 Dzulhijjah setiap tahunnya, atau tepat pada Selasa (20/7/2021) di tahun ini menjadi salah satu hari raya terpenting bagi umat muslim di seluruh dunia.

Hari yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban ini identik dengan penebusan dosa dan berton-ton daging yang dibagikan untuk semua orang.

Bukan hanya sekedar perayaan, Idul Adha juga menyimpan makna budaya dan sejarah tersendiri bagi semua umat Islam.

Nah, untuk mengetahui apa saja hal menarik mengenai perataan Idul Adha, berikut yang bisa Anda ketahui, seperti yang dilansir Nilefm.

Baca Juga: Penampakan Pusat Kota Palembang Tanpa Shalat Idul Adha

1. Kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail yang penuh pengorbanan

Lapak pedagang hewan kurban di Jalan Raya Pekayon, Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Minggu (18/7/2021). [SuaraBekaci.id/Imam Faisal]
Lapak pedagang hewan kurban di Jalan Raya Pekayon, Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Minggu (18/7/2021). [SuaraBekaci.id/Imam Faisal]

Kisah Idul Adha memiliki tempat khusus di hati semua orang. Penuh dengan kebijaksanaan dan simbolisme, di dalamnya terdapat kisah tentang Nabi Ibrahim yang berulang kali bermimpi tentang dirinya sendiri, yang membantai putranya, Ismail yang saat itu berusia 13 tahun.

Dia menganggap ini sebagai tanda bahwa Allah SWR memintanya untuk membuktikan imannya dengan menunjukkan kesediaannya mengorbankan hal yang paling berharga baginya yaitu nyawa putranya.

Nabi Ibrahim pun berbagi mimpinya dengan putranya, yang lahir setelah ia banyak berdoa kepada Allah SWT untuk memiliki keturunan, terlebih usianya suudah cukup tua saat itu. Tak disangka, Ismail menyatakan kesediaannya untuk dikorbankan, demi membuktikan kepercayaannya kepada Allah SWT.

Ismail justru melihat hal ini sebagai kehormatan tertinggi. Ibrahim membawa putranya ke puncak Gunung Arafah untuk tunduk pada kehendak Allah SWT. Seketika, Malaikat Jibril menawarkan seekor domba jantan atau domba dari surga untuk dikorbankan menggantikan putranya.

Baca Juga: Selain Esensial dan Kritikal, Polda Jateng Larang Warga Berpergian Selama Libur Idul Adha

2. Idul Adha menandai berakhirnya musim haji

Fakta menarik tentang Idul Adha lainnya adalah bahwa itu dimaksudkan untuk mengakhiri akhir musim haji (ziarah) yang terjadi di bulan Dzulhijjah (bulan terakhir dalam kalender Islam).

Seperti yang kita ketahui, haji adalah salah satu dari lima, yang mengharuskan umat Islam dari seluruh dunia datang ke Mekkah. Mereka beribadah kepada Allah, memohon berkah, ampunan dan dibersihkan dari dosa-dosa masa lalu. Di akhir musim haji, Idul Adha pun dirayakan.

3. Ritual kurban pada Idul Adha memiliki makna simbolik

Banyak pengamat menyatakan kritik mereka bahwa pengorbanan hewan yang tidak bersalah adalah praktik yang kejam dan bertentangan dengan cita-cita Al-Qur'an. Di mana Allah SWT mencintai semua makhluk hidup secara setara.

Tapi banyak orang tidak mengerti bahwa ritual ini memiliki makna simbolik yang mendalam. Kurban dimaksudkan untuk menunjukkan kesediaan setiap umat Muslim untuk menyerahkan harta mereka yang paling berharga demi Allah SWT.

Makna yang lebih dalam melampaui fisik dan menunjukkan pengorbanan keterikatan pada keinginan material, harta benda, dan hal-hal lain untuk pengabdian yang lebih besar kepada Allah SWT. Dan pada akhirnya, daging-daging hewan kurban akan dibagikan kepada semua orang untuk membantu mereka yang kurang beruntung.

4. Proses penyembelihan yang tidak sembarang

Sebelum domba disembelih saat Idul Adha, ada doa khusus yang dibacakan untuk memberkati pengorbanan. Juga hewan kurban yang akan disembelih juga harus dalam kondisi kesehatan prima untuk memastikan bahwa daging yang didistribusikan memiliki kualitas setinggi mungkin.

Proses penyembelihan pun harus dilakukan dengan cara yang halal, yang mencakup pemutusan urat leher dan arteri karotis hewan tersebut.

5. Daging didistribusikan menurut aturan sepertiga

Arti berbagi pada sesama selama Idul Adha begitu mendalam. Umat Islam yang beruntung dan melakukan kurban embagikan daging untuk mereka yang kurang beruntung.

Pembagian daging dibagi debgan aturan sepertiga, di mana sepertiga untuk si pemilik hewan kurban, sepertiga lainnya diberikan kepada keluarga dan tetangga dan sepertiga terakhir diberikan kepada orang kurang beruntung lainnya. Ini dimaksudkan untuk menumbuhkan semangat amal di antara umat Muslim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI