Suara.com - Setelah sukses menginspirasi dan melatih para guru dalam membuat konten, Akademi Edukator 2021 kembali digelar.
Acara ini sendiri bertujuan melatih para konten kreator termasuk pengajar untuk membuat video edukasi berkualitas tinggi secara gratis.
Akademi Edukator 2021 digelar bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru, diinisiai Kok Bisa, yang didukung YouTube Learning, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI.
Digelar kedua kalinya, acara ini nantinya akan menggunakan format kolaborasi dengan materi akademis yang mengandung hiburan hingga edukasi kesehatan, yang pembuatannya hasil kerjasama dengan berbagai instansi pendidikan.
Baca Juga: Penasaran, Pria Ini Mencoba Es Krim Pecel Lele Ala Sisca Kohl
Mendulang kesuksesan acara di tahun lalu yang melibatkan ribuan pendaftar, melatih lebih dari 1.100 anak muda, guru dan profesional menjadi edukreator dari 32 provinsi di seluruh Indonesia.
Maka alumni Akademi Edukreator 2021 juga akan hadir sebagai mentor di 2021, salah satunya dengan berbagi tips cara membuat konten edukasi.
"Kami menyadari kebutuhan materi pembelajaran online akan makin meningkat tiap tahunnya. Kami melihat bahwa kunci agar terciptanya materi belajar dukungan online yang lebih banyak dan beragam adalah melatih dan mengembangkan lebih banyak edukreator berkualitas," ungkap Gerald Sebastian, Co-Founder dan Business Director, Kok Bisa saat konferensi pers, Rabu (14/7/2021).
Gerald menambahkan, ia berharap program ini bisa semakin memberdayakan para tenaga pengajar untuk membuat konten edukasi jadi lebih menarik, sehingga ilmu pengetahuan lebih mudah diserap oleh para pelajar.
Salah satu program yang disediakan untuk para pengajar, yakni disediakan kelas khusus agar materi yang disampaikan sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini.
Baca Juga: Cerita Vito Sinaga dan Ivana, Konten Kreator Medan yang Bangkit saat Pandemi Covid-19
"Seperti kelas konten edukasi kesehatan, juga inovasi format-format baru. Harapannya program ini bisa menjadi program dengan skala yang berkelanjutan (self-sustaining) berbasis komunitas yang kuat," sambung Gerald.