Suara.com - Di masa pandemi, kuliah daring menjadi tantangan bagi para mahasiswa. Memang tidak mudah menjalani kuliah daring, terutama dengan adanya kendala kesulitan jaringan yang bisa dirasakan oleh mahasiswa yang tinggal di daerah.
Lewat survei Pusat Inovasi dan Kajian Akademi Universitas Gajah Mada, Kepala Pusat Litbang Diklat Kementerian Agama Prof. Dr. M. Arskal Salim mengatakan tidak semua pengajar bisa beradaptasi di situasi pandemi saat belajar mengajar.
“Materi kuliah daring yang disampaikan dosen itu 85 persen cukup positif. Dan ini tidak semua dosen bisa beradaptasi menggunakan fitur digital lewat proses pembelajaran,” ungkapnya pada acara ALE EDU DAY 2021, Kamis (15/7/2021).
Pemahaman mahasiswa saat mengikuti kuliah daring, ia menyebut, ada 66,9 persen yang mampu memahami materi. Sedangkan, 33,1 persen mahasiswa kurang memahami materi yang disampaikan.
Baca Juga: Kritik Ekspresi Pendapat di Ruang Akademik
“Tentu ini ada faktornya, seperti kualitas internet dan tidak semua mahasiswa tinggal di kota besar,” ungkapnya lebih lanjut.
Namun, dikatakan bahwa kuliah daring juga memiliki kelebihan di mata mahasiswa. Yakni 80 persen tidak perlu persiapan datang ke kampus. Selain itu, mahasiswa juga mengapresiasi adanya waktu yang fleksibel saat kuliah daring. Hal ini membuat mahasiswa bisa lebih santai.
“Kita bisa lihat sendiri bagaimana mahasiswa dengan pakaiannya, duduk di kursi, sofa, atau tempat yang bisa bikin mereka nyaman,” lanjutnya.
Arskal Salim mengatakan bahwa mahasiswa yang mengikuti kuliah daring, lewat hasil survei tersebut, dikatakan mereka memiliki pengalaman yang baru. Salah satunya materi yang bisa terdokumentasi dan dipelajari ulang kembali.
“Sebanyak 47,7 persen mahasiswa punya pengalaman baru, salah satunya materi bisa terdokumentasi karena ada rekamannya. Juga efisiensi waktu dan juga biaya, karena di antara mahasiswa ada yang merasa keberatan, meski pemerintah sudah memberikan subsidi pembelajaran daring,” ungkapnya.
Baca Juga: Miftah Firdaus Lestari, Kisah Mahasiswi Kuliah Daring dan Part Time
“Karena proses pembelajaran daring seperti ini, sebanyak 26,8 persen mahasiswa lebih berani bertanya dan berdiskusi,” pungkasnya.