Cara Cek Kesehatan Finansial Lewat Skema Piramida Cash Flow

Kamis, 15 Juli 2021 | 18:50 WIB
Cara Cek Kesehatan Finansial Lewat Skema Piramida Cash Flow
Ilustrasi menabung (pexels.com/maitree rimthong)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setiap orang bisa saja memiliki penghasilan secara mandiri. Tetapi belum tentu bisa mengatur kondisi finansial secara sehat.

Perencana keuangan Rista Zwestika Reni mengatakan, ada piramida perencanaan keuangan yang bisa digunakan untuk mencari tahu finansial aman atau tidak sekaligus untuk menentukan rencana keuangan selanjutnya.

"Ketika kita punya uang berapapun itu harus menjadi patokannya piramida perencana keuangan. Piramida itu ada 5 tingkatannya," kata Rista dalam video virtual KPCPEN Infonomic 'Mengatur Cash Flow', Rabu (14/7/2021) lalu.

Tingkat pertama dan kedua paling bawah disebut dengan keamanan keuangan yang terdiri sistem anggaran yang disesuaikan dengan skala prioritas wajib, butuh, dan ingin. Kemudian juga dana darurat yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah pengeluran per bulan juga status keluarga.

"Kalau masih single 6 kali dari pengeluaran, kalau sudah berumah tangga tapi belum punya anak itu 9 kali dari pengeluaran, kalau sudah berkeluarga dan punya anak minimal 12 kali dari pengeluaran," ucapnya.

Selain itu, mengenai utang piutang. Rista mengatakan, utang terbagi menjadi utang konsumtif dan utang produktif.

"Kalau utang konsumtif itu adalah kita berutang lalu kita nikmati sendiri, tidak menghasilkan angka lagi buat kita. Tapi kalau utang produktif, ketika kita berutang tapi kita menambahkan pendapatan atau angka untuk kita," jelasnya.

Batas pengeluaran untuk utang, lanjut Rista, tidak boleh lebih dari 30 sampai 35 persen dari penghasilan. Artinya, jika total cocilan utang sudah mencapai 50 bahkan 60 persen dari penghasilan, menurut Rista, kondisi finansial tidak sehat.

Pada tingkat kedua, perlunya mitigasi risiko seperti asuransi kesehatan. Rista mengatakan, asuransi kesehatan penting dimiliki agar jika tiba-tiba terjadi tidak merusak keuangan dalam skala besar. Kemudian pada tingkat ketiga baru menentukan tujuan keuangan jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang.

Baca Juga: Yuk Disimak! Pahami Ini untuk Motivasi Keuangan Anda

"Kemudian naik lagi ke tingkat empat, ngomongin tentang pensiun. Karena faktanya masyarakat kita belum siap untuk pensiun. Tingkat kelima, kita bicara tentang warisan bagaimana nanti aset kita didistribusikan ke anak cucu," kata Rista.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI