Suara.com - Setiap orang bisa saja memiliki penghasilan secara mandiri. Tetapi belum tentu bisa mengatur kondisi finansial secara sehat.
Perencana keuangan Rista Zwestika Reni mengatakan, ada piramida perencanaan keuangan yang bisa digunakan untuk mencari tahu finansial aman atau tidak sekaligus untuk menentukan rencana keuangan selanjutnya.
"Ketika kita punya uang berapapun itu harus menjadi patokannya piramida perencana keuangan. Piramida itu ada 5 tingkatannya," kata Rista dalam video virtual KPCPEN Infonomic 'Mengatur Cash Flow', Rabu (14/7/2021) lalu.
Tingkat pertama dan kedua paling bawah disebut dengan keamanan keuangan yang terdiri sistem anggaran yang disesuaikan dengan skala prioritas wajib, butuh, dan ingin. Kemudian juga dana darurat yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah pengeluran per bulan juga status keluarga.
Baca Juga: Yuk Disimak! Pahami Ini untuk Motivasi Keuangan Anda
"Kalau masih single 6 kali dari pengeluaran, kalau sudah berumah tangga tapi belum punya anak itu 9 kali dari pengeluaran, kalau sudah berkeluarga dan punya anak minimal 12 kali dari pengeluaran," ucapnya.
Selain itu, mengenai utang piutang. Rista mengatakan, utang terbagi menjadi utang konsumtif dan utang produktif.
"Kalau utang konsumtif itu adalah kita berutang lalu kita nikmati sendiri, tidak menghasilkan angka lagi buat kita. Tapi kalau utang produktif, ketika kita berutang tapi kita menambahkan pendapatan atau angka untuk kita," jelasnya.
Batas pengeluaran untuk utang, lanjut Rista, tidak boleh lebih dari 30 sampai 35 persen dari penghasilan. Artinya, jika total cocilan utang sudah mencapai 50 bahkan 60 persen dari penghasilan, menurut Rista, kondisi finansial tidak sehat.
Pada tingkat kedua, perlunya mitigasi risiko seperti asuransi kesehatan. Rista mengatakan, asuransi kesehatan penting dimiliki agar jika tiba-tiba terjadi tidak merusak keuangan dalam skala besar. Kemudian pada tingkat ketiga baru menentukan tujuan keuangan jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang.
Baca Juga: Posisi Investasi Internasional Indonesia Turun di Kuartal I, Ini Penyebabnya
"Kemudian naik lagi ke tingkat empat, ngomongin tentang pensiun. Karena faktanya masyarakat kita belum siap untuk pensiun. Tingkat kelima, kita bicara tentang warisan bagaimana nanti aset kita didistribusikan ke anak cucu," kata Rista.
Untuk memastikan kondisi finansial sehat, penerapan piramida perencanaan keuangan harus dilakukan sesuai dengan tingkatannya. Menurut Rista, tingkat pertama dan kedua menjadi poin penting dalam mengatur anggaran.
Terutama dalam memiliki dana darurat dan mengatur utang piutang. Setelah itu memastikan diri memiliki mitigasi risiko.
"Karena ibarat kita membangun sebuah rumah, pondasi yang harus dikuatkan kondisi keuangannya. Banyak kasus karena pandemi ini banyak yang kocar-kacir keuangannya karena pasti tidak aman level keuangannya. Level 1 dan level 2 belum dikuatkan tapi sudah berpikir bagaimana langsung ke level 3 yaitu berinvestasi," pungkasnya.