Suara.com - Banyak orang mengenal peristiwa Renaisssance sebagai era peremajaan bangsa Eropa, yakni peralihan zaman pertengahan ke zaman modern.
Tapi tidak dengan peristiwa Aufklarung. Padahal masa tersebut merupakan masa yang dianggap sebagai era pendewasaan bangsa Eropa.
Lantas apa pengertian Aufklarung? Siapa saja tokoh-tokoh di balik peristiwa Aufklarung? Dan apa saja pengaruh Aufklarung bagi dunia?
Mengutip Ruang Guru, Selasa (13/7/2021) istilah Aufklärung berasal dari Bahasa Jerman yang berarti “pencerahan”, yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan enlightenment. Peristiwa ini terjadi pada 1695 hingga 1815.
Aufklarung adalah masa di mana manusia optimis dengan kemampuannya untuk menciptakan kemajuan yang dapat memberikan cahaya baru, dalam hal ini adalah kemajuan ilmu pengetahuan. Kemudian banyak muncul pikiran-pikiran filosofis dari Eropa.
Meski sama-sama masa pencerahan, Aufklarung berbeda dengan Renaissance. Di masa Renaissance, kesadaran akan kemampuan akal manusia sudah berkembang, tetapi hal tersebut hanya menghasilkan kemajuan di bidang humaniora, filsafat, politik, seni, sastra serta hukum.
Perubahan dalam bidang ekonomi belum mampu dikembangkan demi kesejahteraan manusia.
Melalui slogan Aufklärung, “Sapere Aude!” yang berarti “Beranilah Berpikir Sendiri”, Immanuel Kant, filsuf asal Jerman mengajak orang-orang untuk semakin berani dan bebas menggunakan akalnya.
Menurut Kant, manusia masih belum yakin akan kemampuan akalnya untuk menciptakan kemajuan dan kebahagiaan di dunia. Jika manusia belum mampu melakukan hal tersebut, itu berarti tanda bahwa manusia tersebut belum dewasa.
Baca Juga: Belva Devara Mundur dari Stafsus, Namanya di Puncak Trending Topik Twitter
Meski begitu, semakin tingginya keyakinan manusia terhadap kemampuannya sendiri mengakibatkan banyak orang berpendapat bahwa peran Tuhan dalam kehidupan berhenti setelah proses penciptaan alam semesta dan segala isinya selesai. Pandangan ini dikenal dengan istilah deisme.