Suara.com - Air adalah sumber kehidupan manusia, setiap harinya manusia butuh minum air minimal 2 liter sehari.
Air juga menjadi kebutuhan dasar seperti untuk mandi, mencuci baju, dan sebagainya. Itulah mengapa pentingnya mengetahui siklus hidrologi.
Siklus hidrologi yang terjadi di bumi mampu memastikan ketersediaan air bersih, sehingga miliar manusia di bumi bisa tetap hidup. Lantas apa sih siklus hidrologi itu dan apa saja jenis siklus hidrologi?
Mengutip Ruang Guru, Jumat (9/7/2021) secara definisi, hidrologi berarti ilmu yang mempelajari air atau siklus air yang ada di atas maupun di dalam bumi.
Baca Juga: Lion Air Group Stop Sementara Penerbangan ke Sejumlah Kota di Papua
Sehingga siklus hidrologi adalah rangkaian atau tahapan yang dilalui oleh air dari bumi, ke atmosfer, dan kembali lagi ke bumi. Atau singkatnya air yang ada di bumi menguap, menjadi awan, lalu kembali menjadi hujan dan turun ke bumi.
Hal inilah yang menyebabkan volume air di bumi itu relatif sama dari tahun ke tahun, karena siklus berlangsung terus menerus.
Jenis siklus hidrologi terbagi dalam tiga jenis, yakni siklus air pendek, siklus air sedang, dan siklus air panjang.
1. Siklus air pendek
Seperti namanya, siklus air pendek adalah siklus yang paling pendek, yaitu air laut mengalami evaporasi atau penguapan.
Evaporasi adalah proses menguapnya air dari laut, danau, sungai, atau permukaan air lain yang ada di bumi. Kunci utama dari evaporasi ini adalah panas matahari.
Baca Juga: Kopling Mobil Lengket? Tak Perlu ke Bengkel, Begini Trik Mengatasinya
Kemudian, uap air mengalami kondensasi dan berubah menjadi awan. Kondensasi adalah berubahnya wujud uap air menjadi titik-titik air, hingga akhirnya terbentuk menjadi awan. Setelah menjadi awan ini, akhirnya terjadilah proses presipitasi atau yang sering disebut hujan.
Membahas evaporasi, dalam siklus hidrologi ada juga yang dinamakan transpirasi dan intersepsi. Transpirasi adalah proses menguapnya air dari tanaman melalui mulut daun dan batang.
Sedangkan, intersepsi adalah air hujan yang terjebak di atas tanaman, yang kemudian menguap lagi sebelum mencapai tanah.
2. Siklus air sedang
Siklus air sedang adalah siklus air di mana hujan tidak terjadi di laut, melainkan di darat. Memiliki awalan yang sama, air mengalami evaporasi, terkondensasi menjadi awan, dan akhirnya turun hujan.
Beda dengan siklus air pendek, siklus ini hujan turun di daratan. Sehingga ketika sudah mengalami kondensasi, awan bisa juga mengalami adveksi. Adveksi adalah bergeraknya awan menuju tempat lain karena bantuan angin.
Akibat adanya adveksi, awan bisa menurunkan hujan di darat yang sering disebut run off. Run off adalah pergerakan air di darat dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
Air yang bergerak ini nantinya akan mengalir kembali ke laut, sehingga bisa kembali mengulang siklusnya. Namun tidak semua air yang jatuh di daratan tidak semuanya menjadi run off, karena bisa mengalami infiltrasi.
Infiltrasi adalah meresapnya air ke dalam pori-pori tanah. Meski begitu, air perlahan akan kembali mengalir ke laut, namun prosesnya cenderung lebih lama.
3. Siklus air panjang
Siklus air panjang adalah siklus air yang paling panjang prosesnya. Punya awal yang sama, air mengalami evaporasi dan kondensasi.
Namun mengalami hujan es akibat atmosfer yang bergerak ke tempat yang relatif lebih dingin, atau kondisi suhu udara di atmosfer saat itu sedang rendah.
Selanjutnya, setelah musim semi, salju atau es akanmencair, mengalir di permukaan bumi, dan akhirnya sampai ke laut untuk mengulang kembali siklusnya. Karena prosesnya yang panjang, siklus ini dinamakan siklus air panjang.
Dalam siklus panjang terbentuknya es, ada juga yang disebut proses sublimasi. Sublimasi adalah perubahan wujud padat menjadi gas, dalam hal ini adalah es yang menguap kembali menjadi uap air.
Sehingga uap air yang ada di atmosfer bukan hanya air semata, melainkan air dalam bentuk padat, yakni es.