3 Desa Wisata yang Telah Mengantongi Sertifikat CHSE, Yuk ke Sana!

Selasa, 22 Juni 2021 | 14:49 WIB
3 Desa Wisata yang Telah Mengantongi Sertifikat CHSE, Yuk ke Sana!
Menparekraf, Sandiaga Uno saat mengunjungi Desa Wisata Maria Wawo di NTB. (Instagram/@sandiuno)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ingin liburan, tapi masih bingung mau ke mana di masa pandemi seperti sekarang ini? Gimana kalau kamu menjadikan desa wisata sebagai destinasi liburan bersama keluarga, teman, atau pasanganmu?

Desa wisata adalah sebuah tempat berlibur yang dikelola oleh komunitas masyarakat setempat. Kegiatan wisata yang ditawarkan lebih mengandalkan pada aktivitas sehari-hari warganya. Seperti belajar budidaya rumput laut, bercocok tanam, hingga membuat kerajinan tangan.

Meski hanya dikelola oleh komunitas kecil, kualitas berlibur di desa wisata tak kalah, jika dibandingkan berlibur ke tempat wisata yang dikelola oleh pihak profesional. Terlebih, sejumlah desa wisata juga sudah mengantongi sertifikat CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety and Environtmental Sustainability).

CHSE adalah program Kemenparekraf berupa penerapan prokes yang berbasis pada kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan. Artinya, para pelaku usaha wisata yang telah mengantongi sertifikat CHSE, penerapan prokesnya sudah teruji dan sesuai standar dari Kemenparekraf.

Baca Juga: Wisata Bali: Menunggu Pintu untuk Wisman Dibuka Kembali

Tujuan penerapan CHSE ialah guna memastikan keamanan dan kenyamanan para wisatawan. Sehingga mereka dapat menikmati liburan dengan aman dan nyaman. Berikut beberapa desa wisata yang telah mengantongi CHSE:

1.  Desa Pandanrejo, Jawa Timur

Seorang anak tengah memetik buah stroberi di Desa Pandanrejo, Jawa Timur. (Instagram/@lumbungstroberi)
Seorang anak tengah memetik buah stroberi di Desa Pandanrejo, Jawa Timur. (Instagram/@lumbungstroberi)

Desa Pandanrejo adalah salah satu desa wisata yang telah mengantongi sertifikat CHSE dari Kemenparekraf. Sekitar 140 pengelola wisata di Desa Pandanrejo telah mengantongi sertifikat CHSE.

Di Desa Pandanrejo, pengunjung bisa mencicipi buah stroberi yang cantik, segar dan penuh gizi langsung dari kebunnya. Di sentra perkebunan stroberi terbesar di wilayah Kota Batu ini, pengunjung layaknya pemilik kebun karena bisa merasakan sensasi memetik buah stroberi sepuasnya sambil menikmati keindahan dan kesejukan gunung Wilerang dan Arjuno.

Wisata petik buah stroberi bisa dilakukan setiap hari termasuk malam hari. Selain bisa membawa stroberi, pengunjung juga bisa membeli bibit buah stroberi dalam polibag yang banyak dijual oleh masyarakat setempat.

Baca Juga: Serunya Belajar Membatik dan Minum Kopi Luwak di Jogja

2. Desa Penglipuran, Bali

Desa Penglipuran, Bali. (Dok: Pesona Indonesia)
Desa Penglipuran, Bali. (Dok: Pesona Indonesia)

Destinasi wisata lainnya yang sudah mengantongi sertifikat CHSE adalah Desa Penglipuran, Bali. Adapun hal-hal yang mereka lakukan sebagai penerapan prosedur tetap CHSE adalah pengukuran suhu tubuh, kewajiban para wisatawan untuk mencuci tangan, menyediakan hand sanitizer di setiap pos masuk, hingga penyemprotan cairan disinfektan secara rutin. Sementara, bagi para pengunjung yang akan melakukan staycation, pihak pengelola juga telah menerapkan peraturan bahwa satu kamar hanya bisa diisi oleh satu orang.

Selama di Desa Penglipuran, Bali, pengunjung dapat menikmati deretan tanaman hijau. Semakin pengunjung masuk ke area desa, udara dan pemandangan akan semakin terasa sejuk dan asri dengan pemandangan pagar tanaman  yang menghiasi seluruh area desa. Di Desa Penglipuran, pengunjung juga bisa mengeksplorasi keunikan dan makanan tradisional yang ada di sana. Seperti loloh cemcem, tipat cantok, dan donat ketela.

3. Desa Wisata Sade, Lombok, NTB

Desa Wisata Sade, Lombok Tengah, NTB. (Instagram/@gustinandietaa)
Desa Wisata Sade, Lombok Tengah, NTB. (Instagram/@gustinandietaa)

Desa Wisata Sade adalah salah satu desa wisata di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang telah mengantongi sertifikat CHSE. desa wisata yang terletak di daerah Rembitan, Kecamatan Puju ini menawarkan sejumlah hal unik.

Salah satunya adalah rumah-rumah penduduk yang lantainya dilumuri kotoran kerbau atau sapi setiap beberapa waktu. Adapun tujuan dari pelumuran kotoran adalah agar lantai bersih dari debu yang melekat, menguatkan lantai, serta mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.

Selanjutnya, hal unik lain yang akan ditemui adalah warga suku Sasak yang bermukim di sana. Untuk diketahui, suku Sasak adalah suku asli Lombok. Jika beruntung, kamu mungkin dapat melihat tradisi unik saat berkunjung ke sana yakni tradisi perkawinan.

Saat akan menikah, perempuan harus “diculik” terlebih dahulu oleh pihak laki-laki. Namun sebelum mempelai perempuan diculik, pasangan tersebut akan bertemu di depan pohon yang dinamakan pohon cinta.

Gimana teman-teman, apakah kamu sudah punya rencana untuk berwisata ke Desa Wisata dan mengunjungi tempat-tempat di atas? Atau masih bingung mau wisata kemana selama #DiIndonesiaAja, kamu bisa juga lho cek di instagram @pesonaid_travel, Facebook : @pesonaid_travel  atau kunjungi website www.indonesia.travel untuk mencari destinasi wisata lainnya. Di mana pun kamu berwisata, jangan lupa untuk selalu menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, ya!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI