Rayakan HUT DKI Jakarta Ke-494 di Tengah Pandemi, Ini Suka Duka dan Harapan Warga Ibu Kota

Selasa, 22 Juni 2021 | 08:00 WIB
Rayakan HUT DKI Jakarta Ke-494 di Tengah Pandemi, Ini Suka Duka dan Harapan Warga Ibu Kota
Ilustrasi HUT DKI Jakarta ke-494. (Suara.com/Iqbal Asaputro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tahun ini, warga ibu kota merayakan HUT DKI Jakarta ke-494. Ini adalah kedua kalinya Jakarta merayakan ulang tahun di tengah pandemi Covid-19. Ada begitu banyak cerita duka datang dari warga Jakarta akibat imbas pandemi. Tapi, tak sedikit yang menyambut pertambahan usia ibu kota dengan suka cita.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelum pandemi, warga Jakarta saat ini tak bisa menikmati kemeriahan yang identik dengan ulang tahun Jakarta, seperti Pekan Raya Jakarta dan berbagai acara hiburan lainnya. Meski demikian, itu semua tak mengubah fakta bahwa Jakarta akan selalu menjadi kota impian bagi banyak orang. Dan bagi warganya, Jakarta akan selalu di hati meski suka dan duka datang silih berganti.

Menyambut HUT DKI Jakarta ke-494, Suara.com bertanya kepada lima warga Jakarta mengenai suka duka mereka selama tinggal di ibu kota, serta harapan untuk kota tercinta ini. Mereka adalah Ibeng Sutopo (30), karyawan; Fatih Fikri Robbani (22), mahasiswa; Andien Anggraini (30), karyawan; Jimmy Sebastianus (36), Director of Sales Le Meridien Jakarta; serta Surya (49), driver ojol yang merupakan warga asli Jakarta.

Kolase Warga Ibu Kota Berbagi Suka Duka dan Harapan di HUT DKI Jakarta ke-494
Kolase Warga Ibu Kota Berbagi Suka Duka dan Harapan di HUT DKI Jakarta ke-494

Kelima responden ini berbagi cerita seputar hidup di Jakarta, apa saja yang mereka suka dan tidak suka dari ibu kota, serta harapan mereka akan kondisi Jakarta yang kini tak semarak seperti sebelum pandemi Covid-19.

Baca Juga: Melihat Pembuatan Ondel-ondel Raksasa Jelang HUT DKI Jakarta

Suka Duka Jadi Warga Jakarta
Banyak orang mendambakan tinggal di Jakarta karena lengkapnya fasilitas yang ditawarkan kota ini. Salah satunya Ibeng, yang sudah 10 tahun tinggal di Jakarta. Selain menyukai menyukai kehidupan Jakarta yang dinamis, ia juga mengaku senang dengan karakter orang Jakarta yang cuek, karena cocok dengan dirinya.

Sebagai seorang perantauan dari Semarang, Ibeng mengakui bahwa hidup di Jakarta tidaklah mudah. "Hidup di Jakarta itu susah-susah gampang. Tapi itu tergantung mental kita, yang penting terus improve diri sendiri dan fokus sama tujuan diri sendiri."

"Masyarakat Jakarta sangat welcome terhadap pendatang seperti saya. Dan saya merasa sangat cepat beradaptasi di kota ini," timpal Andien, corporate secretary di sebuah hotel di Jakarta, yang datang ke Jakarta 4 tahun lalu.

Hal yang sama juga diakui Jimmy Sebastianus yang datang ke Jakarta tahun 2006 untuk memulai karier. Ia mengatakan, Jakarta ibarat city of dream bagi para pendatang. "Tinggal di Jakarta tuh sepertinya keren, banyak gedung-gedung tinggi."

Baca Juga: Sambut HUT DKI Jakarta ke-494, Bundaran HI Dihiasi Bunga Matahari

Namun, Jimmy mengakui bahwa kompetisi di Jakarta cukup berat. Masyarakat Jakarta yang majemuk dan datang dari berbagai culture, membuat dirinya sedikit kesulitan memahami karakter orang-orang di sekitarnya. Ditambah lagi dengan kompetisi, di mana kita tak hanya bersaing dengan masyarakat asli, tetapi juga harus berkompetisi dengan sesama pendatang lainnya.

Masalah kemacetan, banjir, dan kriminalitas merupakan tiga teratas dari hal-hal yang tidak disukai responden dari Jakarta. Termasuk bagi Surya yang sehari-hari berprofesi sebagai driver ojek online.

"Jakarta kini jauh lebih baik dibanding dulu. Tapi masalah kemacetan, bukannya semakin berkurang, kini semakin parah, apalagi saat jam pulang kerja." katanya.

Namun Surya tidak menganggap hidup di Jakarta itu sulit. Hal itu lantaran ia lahir dan besar di kota ini, sehingga ia tahu bagaimana harus bertahan hidup dan mencari nafkah di kota ini.

"Pesan saya buat para pendatang, kalau datang ke Jakarta modal nekat doang, jangan deh. Tapi kalau bawa pendidikan, insya Allah bisa berkembang dan maju," katanya.

Jakarta Dulu dan Sekarang
Siapapun mengakui, Jakarta terus berkembang ke arah yang lebih baik. Kelima responden Suara.com, baik mereka yang berstatus pendatang maupun warga asli, sama-sama mengakui bahwa Jakarta saat ini jauh lebih baik dan maju dibandingkan Jakarta sebelumnya.

"Gue suka Jakarta yang sekarang. Tata ruangnya sekarang semakin keren," kata Ibeng.

Sedangkan menurut Andien, ia mengaku sangat suka dengan moda transportasi yang semakin lengkap di Jakarta, mulai dari MRT, LRT, commuter line, serta jalur TransJakarta yang sudah semakin banyak.

Meski begitu, perbedaan Jakarta dulu dan sekarang tak semua ditanggapi dengan positif. Fahri mengatakan bahwa vibes Jakarta sekarang sudah berubah. Orang cenderung lebih kompetitif dan ingin serba cepat. Jakarta yang sekarang juga tak lagi adem ayem dan aman seperti 10 tahun yang lalu.

Jakarta Sebelum dan Sesudah Pandemi
Setiap tahun, Jakarta terus berkembang ke arah yang lebih baik. Pembangunan infrastruktur di mana-mana, dan fasilitas umum pun semakin lengkap. Warga dibuat semakin semakin nyaman tinggal di kota ini. Namun, kondisi pandemi seakan membuat perkembangan kota ini sesaat terhenti. Kehidupan di Jakarta yang biasanya selalu dinamis dan seakan tak pernah tidur, kini berubah drastis. Ada begitu banyak aktivitas yang dibatasi, mulai dari sekolah, nongkrong di kafe, jalan-jalan ke mal, nonton konser musik, bahkan berwisata.

Ibeng mengaku dirinya merindukan suasana Jakarta seperti pertama kali ia datang ke kota ini. “Kangen banget, apalagi konser musik. Gue kan hobi nonton konser musik. Gue juga kangen kehidupan malam di Jakarta. Jadi ya mudah-mudahan Jakarta bisa kembali normal seperti biasanya,” ungkapnya.

Hal senada pun diungkap Fatih, yang merupakan mahasiswa Design Komunikasi Visual, yang lahir dan tumbuh besar di Jakarta. Ia mengaku rindu pada riuhnya suasana konser musik, nonton di bioskop, dan keramaian di pusat perbelanjaan.

"Dulu Jakarta hidup banget. Setiap bulan ada konser, ada acara macam-macam. Beda banget dengan sekarang," timpal Jummy.

Harapan untuk Jakarta
Di hari ulang tahun DKI Jakarta yang ke-494, Ibeng berharap Jakarta semakin membaik, dan berharap pandemi Covid-19 cepat berlalu.

Sedangkan Fatih berharap, pemanfaatan teknologi semakin maju di Jakarta, dan segala hal yang masih bisa dikembangkan dari Jakarta bisa jadi lebih baik daripada sekarang.

"Di masa pandemi ini, fasilitas-fasilitas umum yang bisa digunakan untuk refreshing, sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan imunitas warganya. Rasa bahagia kan bisa meningkatkan imunitas. Jadi, untuk tempat wisata yang bisa dibuka dengan menjalankan prokes, kenapa tidak? Itu bisa dimanfaatkan untuk membuat kita hepi sebagai warga Jakarta," demikian harapan Andien soal Jakarta di tengah pandemi ini.

"Semua orang berharap kondisi Jakarta bisa kembali normal seperti dulu, karena kita ingin berinteraksi seperti biasa, berolahraga seperti biasa tanpa batasan, dan do entertainment dengan normal," kata Jimmy.

Sedangkan Surya, berharap meski kota kelahirannya bertambah tua, Jakarta bisa terus berkembang dan lebih maju, terutama di bidang transportasi, pembangunan, dan bidang lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI