Suara.com - Yayasan Del, organisasi nirlaba yang didirikan atas inisiasi Jend. TNI (Purn). Luhut Binsar Pandjaitan bersama sang istri, Devi Simatupang, didirikan 20 tahun lalu atas dasar kepedulian terhadap keberlangsungan pendidikan, sosial, budaya dan lingkungan di Indonesia. Mereka percaya bahwa setiap orang, termasuk anak-anak, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan hidup yang lebih baik.
Salah satu fokus dari Yayasan Del adalah anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa. Hal ini juga yang menjadi latar belakang didirikannya Rumah Faye, salah satu unit dan afiliasi dari Yayasan Del.
Rumah Faye merupakan hasil inisiasi dari Faye Simanjuntak, cucu Luhut Binsar Pandjaitan dan Devi Simatupang, dan memiliki visi untuk membebaskan anak Indonesia dari perdagangan manusia, kekerasan, dan eksploitasi. Untuk mewujudkan visinya, Rumah Faye memprakarsai program 3P, yaitu Pencegahan, Pembebasan, dan Pemulihan.
Pada acara virtual media briefing, Senin (21/6/2021), Bendahara Yayasan Del, Intan Simanjuntak menyampaikan, “Berangkat dari kepedulian Bapak Luhut dan Ibu Devi terhadap anak-anak, Yayasan Del memberikan dukungan penuh kepada Faye untuk mendirikan Rumah Faye yang bergerak di bidang penyelamatan anak dari tindak kekerasan agar mereka memperoleh perlindungan dan hak hidupnya.”
Baca Juga: KSP Desak Pemerintah Daerah Bentuk Komisi Perlindungan Anak
Pendiri Rumah Faye, Faye Simanjuntak, turut menyampaikan latar belakang didirikannya Rumah Faye, “Saya sangat terinspirasi dengan cerita dan pengalaman rekan-rekan relawan saya ketika saya menjadi relawan organisasi di daerah rawan perdagangan anak. Hal ini yang menggerakkan saya untuk memfasilitasi diskusi peer-to-peer mengenai isu tabu seputar hak anak dan perlindungan anak. Seiring berjalannya waktu, kami mengembangkan jangkauan dengan mendirikan Rumah Faye sebagai “Rumah Aman” atau safehouse bagi mereka.”
Faye kemudian memaparkan pencapaian Rumah Faye yang memiliki kantor di Jakarta dan Batam, “Hingga saat ini, kami sudah mendampingi 136 anak perempuan dan perempuan dari perdagangan, kekerasan seksual, dan prostitusi. Saya percaya, jika semakin banyak orang sadar akan isu ini dan mau bergerak untuk peduli dan melindungi orang di sekitarnya, maka perubahan akan terjadi dan anak-anak Indonesia mampu untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.”
Pegiat Perlindungan dan Pemberdayaan Anak dan Perempuan, RD Chrisanctus Paschalis Saturnus turut menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh Rumah Faye, “Saya seringkali terlibat langsung dalam penanganan kasus korban perdagangan manusia di Batam. Dari situ, saya melihat bahwa ada begitu banyak korban yang mengharapkan pembelaan. Oleh karena itu, saya mendukung pelayanan yang diberikan Rumah Faye selama ini bagi masyarakat Indonesia, khususnya bagi korban perdagangan manusia, kekerasan, dan eksploitasi. Advokasi mengenai persoalan tersebut harus terus digiatkan agar semakin banyak orang tergerak hatinya untuk bersatu menangkal kejahatan yang luar biasa ini.”
Lebih lanjut, Faye menjelaskan kontribusi Rumah Faye dalam perayaan HUT ke-20 Yayasan Del, yaitu penanaman 1.000 bibit pohon bakau oleh Rumah Faye Batam di Pulau Ngenang, Kecamatan Nongsa.
“Sejalan dengan tema besar HUT ke-20 Yayasan Del, yaitu “Warisan Untuk Bangsa”, acara penanaman pohon bakau ini mengusung tema “Hijau Bumiku, Aman Masa Depanku”. Kedua tema tersebut merepresentasikan semangat dan harapan kami untuk mewariskan kecintaan dan penghargaan terhadap lingkungan yang nantinya akan menjadi tempat bagi generasi mendatang untuk bertumbuh dan berkembang secara optimal.” Faye menambahkan bahwa kegiatan ini akan melibatkan Pemerintah Daerah, Kader Posyandu, dan Komunitas Perlindungan Anak dan Perempuan (KPAP), Forum Anak, dan masyarakat sekitar Pulau Ngenang.
Baca Juga: KDRT Meningkat, Dinas P3AP2KB Jogja Harapkan Tak Ada Fenomena Gunung Es