Suara.com - Banyak orang lebih mengenal istilah ekosistem dibanding bioma. Padahal keduanya memiliki kesamaan, yakni merupakan satu kesatuan antara tempat tinggal makhluk hidup yang saling berkaitan. Tapi, apa sih bioma itu?
Mengutip Ruang Guru, Sabtu (18/6/2021), bioma pada dasarnya sama dengan ekosistem tapi dengan cakupan yang lebih besar dan lebih luas.
Jika ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, maka bioma hanya tentang benda hidup yang ada di lingkungan tersebut. Bioma terbentuk karena adanya perbedaan letak geografis dan astronomis.
Bioma disebut juga sebagai vegetasi utama, atau makhluk hidup yang mayoritas menempati wilayah tertentu dalam jumlah banyak dan luas.
Baca Juga: Fakta Menarik Kepulauan Sangihe
Di dunia setidaknya ada 7 jenis bioma yang diakui, dan pengelompokannya didasarkan pada jenis tumbuhan yang hidup di wilayah tersebut. Berikut daftarnya:
1. Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropis merupakan bioma dengan vegetasi flora dan fauna yang paling variatif. Tanahnya subur, dan sering disebut sebagai hutan belantara dengan hidupnya hewan liar di dalamnya.
Meskipun jumlahnya sangat sedikit, dan hanya 2 persen menutupi permukaan bumi, tapi 50 persen hewan dan tumbuhan yang ada di bumi hidup di hutan hujan tropis.
Indonesia sendiri merupakan negara yang punya tutupan hutan hujan tropis terluas ketiga di dunia setelah Brazil dan Kongo. Sehingga Indonesia bisa disebut dengan megabiodiversity country, karena punya banyak jenis hewan dan tumbuhan.
Baca Juga: Daftar 7 Taman di Jakarta Paling Cocok untuk Olahraga dan Ngopi-ngopi
Seperti namanya yang ada kata “hujan”, bioma ini selalu berada dalam kondisi basah dan lembap. Hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan merata. Tidak hanya itu, sinar matahari yang didapatkan juga merata sepanjang tahun.
Adapun hutan hujan tropis banyak di wilayah garis khatulistiwa. Artinya, negara-negera yang dilewati garis itu akan punya hutan hujan tropis yang banyak. Seperti misalnya, Amerika Tengah, Asia Tenggara, dan Afrika.
2. Hutan gugur
Hutan gugur merupakan hutan yang mengalami empat musim, yaitu panas, dingin, semi, dan gugur. Salah satu ciri khas dari bioma ini adalah pada 'kebiasaan' sifat pohon di dalamnya.
Pohon-pohon di hutan gugur akan menggugurkan daunnya. Selaiknya pohon jati yang mengugurkan daunnya dan pohon sakura yang bunga dan daunnya berguguran.
Mengugurkan atau meranggas dilakukan untuk bertahan hidup dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Hasilnya, pohon bisa mengurangi penguapan air yang biasa terjadi di daun, yang membuat pohon punya cadangan air lebih untuk hidup.
Hutan gugur ini terletak di 30 derajat hingga 40 derajat lintang utara (LU) dan lintang selatan (LS), dengan wilayah beriklim sedang. Contohnya ada di Amerika Serikat bagian timur, Asia Tengah, serta Asia Timur seperti Tiongkok, Korea, dan Jepang
3. Taiga
Taiga bukanlah kata atau bahasa pergaulan, melainkan dari bahasa Rusia yang berarti hutan. Taiga adalah jenis hutan yang terdiri dari satu spesies yang daunnya menyerupai jarum. Pohon taiga terdiri dari pinus, cemara, dan spruce.
Seperti halnya hutan gugur, taiga juga hutan yang mendapat 4 musim. Namun, periode musim gugur dan seminya sangat sebentar, sementara musim dinginnya terbilang panjang.
Ketika musim dingin, air tanah di taiga bahkan bisa berubah menjadi es. Seperti asal namanya, bioma hutan taiga banyak ditemukan di kawasan beriklim subartik, seperti wilayah Skandinavia dan Rusia Timur.
Seperti namanya, ini berarti bioma yang dimaksud dengan wilayah yang dipenuhi padang rumput yang luas. Padang rumput juga sering disebut sebagai stepa.
Curah hujan di padang rumput tergolong lebih rendah dibanding taiga, yakni hanya 250 hingga 500 milimeter per tahun.
Kondisi tanahnya yang mempunyai porositas tinggi membuat tanaman sulit mendapatkan air. Alhasil, tanahnya menjadi tandus dan tidak subur.
Menariknya, satu-satunya tumbuhan yang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan seperti ini adalah rumput, maka terjadilah padang rumput.
Hewan-hewan yang ada di padang rumput umumnya berjenis herbivora. Seperti misalnya zebra, bison, dan kanguru. Padang rumput ini banyak ditemukan di wilayah Afrika, Australia, dan Amerika.
5. Sabana
Sabana merupakan bioma yang dipenuhi semak belukar dan pohon. Daerahnya tergolong panas sepanjang tahun dengan curah hujan mendapai 900 hingga 1500 milimeter per tahun.
Adapun pembeda sabana dan padang rumput, yakni adanya pepohonan besar. Sabana berbeda dengan padang rumput yang membuat pohon besar tidak bisa tumbuh.
Contoh perburuan rusa oleh singa sering terjadi di bioma sabana. Adapun sabana yang ada di Indonesia, contohnya Taman Nasional Baluran, Jawa Timur.
Satu hal yang unik adalah, sabana dapat berubah menjadi hutan basah belukar jika terbentuk di daerah yang intensitas curah hujannya tinggi.
6. Gurun
Gurun adalah bioma yang sangat kering, dengan curah hujan di bawah 250 milimeter per tahun.
Uniknya, gurun cenderung punya cuaca yang ekstrem, yakni sangat panas di siang hari, tetapi sangat dingin di malam hari. Kelembapan di daerah gurun juga sangat rendah dan tanahnya sangat tandus karena tidak bisa menyimpan air.
Tumbuhan yang tumbuh di gurun sangat sedikit karena tidak banyak jenis tumbuhan yang bisa bertahan hidup.
Contoh tumbuhan yang bisa bertahan adalah kaktus. Gurun banyak terdapat di wilayah Asia Barat, Afrika Utara, dan Australia.
7. Tundra
Tundra adalah bioma yang paling beda dibandingkan 6 bioma lain. Tundra berasal dari kata Finlandia “tunturi” yang berarti 'dataran tanpa pohon', karena tidak ada satupun tumbuhan di sana.
Tundra terletak di lingkar artik dan Greenland, di belahan bumi utara yang sangat dingin. Berhubung suhu dan curah hujannya sangat rendah, wilayah di tundra memiliki musim tumbuh dan nutrisi yang buruk. Nutrisi utamanya adalah nitrogen dan fosfor.
Akibat tundra terlalu dingin sebagai tempat hidup pohon, maka tumbuhan yang hidup di sini hanyalah semak pendek, ganggang, serta lumut-lumutan. Hewannya pun terbatas oleh hewan-hewan yang cukup kuat tinggal di suhu ekstrem dingin, seperti beruang kutub, kambing gunung, dan rubah arktik.