Solusi Pulihkan Industri Pangan dan Kehidupan Petani Pasca-Corona

Selasa, 15 Juni 2021 | 15:28 WIB
Solusi Pulihkan Industri Pangan dan Kehidupan Petani Pasca-Corona
Ilustrasi pertanian (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Laporan terbaru dari Oxford Economics mengungkap sektor pangan berbasis pertanian atau yang kerap disebut agri-food dapat menjadi penggerak utama pemulihan ekonomi pascaCovid-19.

Sayangnya di saat yang sama, sektor tersebut paling rentan terhadap gangguan-gangguan di kawasan Asia Tenggara. Di Indonesia misalnya, Executive Director Food Industry Asia Matt Kovac mengatakan bagaimana cuaca perlu menjadi perhatian.

Untuk mengatasi hal ini, kata dia, satu solusi yang dapat diberikan yaitu diversifikasi perkebunan.

Dibandingkan berfokus pada satu atau dua jenis tanaman dan varietas ternak saja, sektor ini dapat melihat diversifikasi tanaman sebagai cara untuk membantu melindungi petani dari risiko bencana alam dan dampak ekonomi dari masalah global berskala besar seperti pandemi. 

Baca Juga: Produktivitas Petani Indramayu Meningkat Berkat Irigasi Pipa yang Dibangun Kementan

"Menggabungkan jenis tanaman yang dihasilkan juga dapat mengarah pada pertanian yang lebih berkelanjutan," jelas dia melalui siaran pers yang Suara.com terima, Selasa (15/6/2021).

Selain itu, fokus pada aspek-aspek lain dari seluruh sektor agri-food juga merupakan hal yang penting, termasuk manufaktur dan distribusi makanan dan minuman, juga dapat menjadi kunci dalam memastikan pertumbuhan sektor agri-food yang berkelanjutan di masa saat ini. 

Dengan ketidakpastian pandemi saat ini, ia juga beranggapan Indonesia perlu membekali petani dengan peralatan digital, program, dan keahlian yang tepat dapat menunjang peningkatan produktivitas di sektor agri-food. 

Beberapa contoh dari peralatan digital tersebut dapat membantu petani memonitor proses produksi, menaksir kerusakan yang diakibatkan bencana alam, dan bahkan mengimplementasikan protokol tindakan peringatan dini. Hal ini memungkinkan mereka untuk tetap efisien dan berkelanjutan.

"Ada peluang luar biasa bagi sektor manufaktur makanan dan minuman Indonesia untuk memanfaatkan alat yang tepat dalam melakukan inovasi, misalnya pada industri makanan halal," saran dia.

Baca Juga: Millenial Smartfarming di Bali Cetak Petani Berkapasitas Ekspor

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI