Mengenal Pagpag, Makanan Sisa dari Mengais Sampah yang Dijual Rp 6 Ribu

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 14 Juni 2021 | 17:47 WIB
Mengenal Pagpag, Makanan Sisa dari Mengais Sampah yang Dijual Rp 6 Ribu
Pagpag. (Dok: Facebook/Empowering Lives Asia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak orang kerap makan secara berlebihan, hingga akhirnya makanan tersebut tersisa dan dibuang menjadi limbah. Tentu bagi sebagian besar orang, makanan tersebut hanya akan berakhir di tempat pembuangan.

Tapi bagi sebagian orang di Filipina makanan sisa yang sudah dibuang itu bisa diolah lagi menjadi sebuah hidangan. Makanan itu dikenal dengan nama pagpa.
Makan sisa makanan yang sudah dibuang.

Dilansir dari World of Buzz, Pagpag digambarkan sebagai hidangan penting bagi orang paling miskin di Filipina. Ini seolah menjadi solusi untuk krisis kelaparan di Filipina.

Namun, dalam istilah yang lebih sederhana, ini adalah hidangan yang terbuat dari sisa makanan yang ditemukan di tempat pembuangan sampah, setelah dibuang.

Baca Juga: Fakta Pilu Di Balik Membludaknya Limbah Makanan, Banyak yang Kelaparan

Pagpag. (Dok: Facebook/Empowering Lives Asia)
Pagpag. (Dok: Facebook/Empowering Lives Asia)

Nama, Pagpag, bahkan diterjemahkan dari tindakan mengibaskan kotoran dan debu dari sesuatu, dalam Tagalog.

Pada dasarnya, masyarakat kurang mampu akan mengais sisa makanan dan daging dari tempat pembuangan sampah untuk dicuci, dimasak, dimakan, dan dijual sebagai makanan pokok di kalangan masyarakat termiskin.

Satu bungkus Pagpag dapat dijual mulai Rp 6 ribu hingga Rp 9 ribu.

Fakta yangpaling menyedihkan adalah bahwa dalam upaya untuk makan dan bertahan hidup, mereka mempertaruhkan kesehatan dan nyawa.

Karena disinfektan akan disemprotkan pada sisa makanan sebelum dibuang. Dan jika ini dikonsumsi, itu bisa menyebabkan kematian.

Baca Juga: Viral, Lelaki Ini Dipecat Gara-gara Kasih Makanan Sisa ke Gelandangan

Komisi Anti-Kemiskinan Nasional (NAPC) juga telah berbagi risiko mengkonsumsi Pagpag.

“Anda tidak dapat melihat bakteri, Anda tidak dapat melihat seberapa kotor makanan itu, hanya dengan melihatnya. Pagpag tidak bergizi. Bisa dikatakan pasti berdampak pada terhambatnya pertumbuhan pada anak. Selain itu, mereka akan berisiko tertular penyakit kritis seperti hepatitis A, kolera, tipus,” kata seorang pejabat teknis senior NAPC, Cristopher Sabal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI