Suara.com - Berada di tengah kesibukan dan aktivitas sehari-hari, membuat seseorang jadi mudah lelah. Oleh sebab itu, terkadang setiap orang butuh waktu untuk sendiri atau 'me time' untuk kembali mengisi ulang tenaga dan juga secara psikologis.
Tapi, saat ingin me time ada saja kendala yang kerap dihadapi. Salah satu yang paling sering adalah muncul perasaan tidak enak terhadap orang di sekitar ataupun teman dekat.
Kondisi ini membuat banyak orang takut kehilangan teman. Sehingga akhirnya lebih memilih mementingkan teman dibandingkan menghabiskan me time.
Menggapi hal tersebut, Co-Founder of Character Matters Indonesia Fauziah, mengatakan bahwa ada perbedaan antara teman dan sahabat.
Baca Juga: 5 Langkah Menjadi Sahabat bagi Mereka yang Sedang Mengalami Depresi
“Ada dua perbedaan antara teman dan sahabat. Kalau ada teman yang tidak suka kita punya waktu sendiri. Yaudah, kita tahu sifatnya,” ungkapnya pada acara Self Care: Prioritize Yourself, Kamis (10/6/2021).
Dalam dunia pertemanan, menurutnya ada beragam sifat teman. Bahkan bisa jadi setiap orang punya pandangan dan makna tersendiri akan arti pertemanan.
“Karena menurutku teman tidak terlalu memberi dampak ke personal. Beda dengan sahabat, kita harus pilih-pilih,” ungkapnya lebih lanjut.
Lantas kengapa sahabat harus pilih-pilih? Kata Fauziah, sahabat akan memberikan dampak secara langsung ke personal dalam kehidupan seseorang. Sahabat umumnya akan bikin nyaman suasana.
“Kita harus pilih-pilih, apakah sifat dan sikapnya bikin nyaman atau enggak. Tapi kalau kasusnya tidak bisa menerima waktu sendiri, orang seperti itu kurang pas buat dijadiin sahabat,” tambahnya lebih lanjut.
Baca Juga: Bersenjatakan Balsam, Dua Pria Rampok Uang Teman Rp 180 Juta
Karenanya, jika sahabat tidak bisa menerima keputusan untuk me time, tandanya tidak bisa menghargai seseorang. “Berarti tandanya dia tidak bisa menghargai cara hidup individu yang berbeda-beda, dan cara healing individu yang berbeda-beda,” pungkasnya.