Suara.com - Toleransi seakan menjadi topik pembahasan yang tidak pernah usai dan tidak berujung. Terutama oleh anak muda yang kerap kali mengaitkan sikap anti-rasisme dan perbedaan.
Lalu, bagaimana tandanya saat kamu memiliki sikap toleransi?
Menurut Staf Khusus Presiden RI Ayu Kartika Dewi, untuk menjadi toleran ada beberapa modal dasar yang dibutuhkan generasi muda.
Pertama, mereka harus punya pemikiran yang kritis sehingga tak mudah terpengaruh arus informasi yang belum jelas kebenarannya.
Baca Juga: Dorong Semangat Bisnis Anak Muda, ShopeePay Lakukan Gebrakan Ini
Kedua, anak muda juga perlu memiliki rasa empati yang hanya bisa didapat jika melakukan interaksi langsung dengan orang-orang yang berbeda dengan dirinya.
"Semua hal ini harus dilakukan secara intensional dan berkelanjutan. Sehingga nantinya ada gaung inspirasi yang lebih kuat untuk menggerakkan lebih banyak aksi toleransi menuju Indonesia yang lebih damai," papar Ayu dalam webinar perayaan Hari Pancasila bersama Unilever Indonesia, Senin (7/6/2021).
Pada dasarnya terdapat empat level toleransi, lanjut Ayu. Yakni, membiarkan perbedaan, menyenangi perbedaan, merayakan perbedaan, dan melindungi perbedaaan.
Ia percaya bahwa seiring dengan waktu dan kedinamisan dalam bermasyarakat, masyarakat bisa secara sadar mendorong diri sendiri untuk terus naik kelas dalam bertoleransi.
Senada dengan Ayu, Sutradara sekaligus Penulis Skenario Naya Anindita merayakan perbedaan yang terdapat di Indonesia lewat karya filmnya.
Baca Juga: 3 Tips Jitu Dari ShopeePay Talk Kobarkan Semangat Bisnis Anak Muda
"Dalam film-film saya, saya selalu memasukkan isu-isu yang pada saat itu menjadi concern saya, dan setiap karakter bisa mewakilkan latar belakang dan value berbeda," ucapnya.
"Misalnya di ‘Imperfect: The Series’ yang menceritakan pertemanan sekelompok perempuan dari berbagai latar belakang, suku, dan ras."
"Salah satu hal yang saya angkat melalui series ini adalah tentang bagaimana kita bisa belajar mencintai diri kita sendiri, dan kegelisahan yang sering dialami oleh cewe-cewe yang berbeda dengan standar kecantikan pada umumnya. Hal ini juga menjadi sebuah cerminan bagi kita, bahwa ada yang masih harus dibenahi dari cara kita memandang perbedaan,” papar Naya.
Sikap toleransi bahkan juga bisa dilakukan dalam lingkungan kantor. Chairman of Equality, Diversity and Inclusion Board Unilever Indonesia Hernie Raharja mengatakan Unilever Indonesia telah mencapai berbagai kemajuan dalam mewujudkan komitmen kesetaraan, keberagaman dan inklusi.
"Kami terus berfokus ke tahapan selanjutnya, termasuk dengan aktif melibatkan peranan dan potensi dari generasi muda. Misalnya dalam pesan-pesan yang kami suarakan melalui rangkaian brand Unilever Indonesia yang sudah sangat dekat dengan keseharian mereka," ujar Hernie.