Suara.com - Seorang pria transgender mengungkap pengalaman kehamilan miliknya hingga memiliki dua orang anak. Meski bahagia karena dikaruniai anak, pria ini menyebut bahwa kehamilannya menyisakan trauma.
Kayden Coleman, 34 tahun, adalah seorang ayah yang memiliki anak perempuan berusia 7 tahun dan 10 bulan. Melansir Daily Mail, pria ini menjadi transgender sejak 2009 silam.
Kayden memang telah menjalani transisi dari perempuan ke laki-laki, serta melakukan operasi pengangkatan payudara. Namun, Kayden tidak melakukan operasi penggantian alat kelamin dan tetap punya organ reproduksi wanita.
Setelah menjalani operasi pengangkatan payudara, Kayden sempat berhenti meminum hormon testosteron. Namun, ia mendadak dinyatakan hamil anak pertama.
Baca Juga: Suami Ngamuk Dimasakin Tumis Kangkung, Istri Hamil Tua Nangis Sesenggukan
Kayden lalu melahirkan di tahun 2014, dan kembali hamil pada Januari 2020. Momen kehamilan tersebut juga banyak ia bagikan lewat media sosial.
Meski begitu, pria ini menjelaskan bahwa ia melalui banyak hal traumatis selama hamil. Kayden bahkan dibuat trauma saat harus mengunjungi dokter.
"Ada banyak pertanyaan soal identitasku, banyak kesalahan gender. Aku diberitahu aku seharusnya tidak mencari perawatan di sini karena ini tempat untuk perempuan," jelasnya.
"Aku ditawari untuk aborsi berulang kali."
Tak hanya itu, Kayden lebih sering dianggap punya perut gendut alih-alih hamil. Namun, hal tersebut membuatnya merasa lega.
Baca Juga: Curhat Istri Hamil Tua Nangis Sesenggukan, Ditalak dan Diusir Suami Tengah Malam
"Aku tidak perlu berjalan dengan rasa takut, khawatir jika orang-orang akan menyakitiku. Mereka berpikir perutku gendut karena bir," tambahnya.
Pengalaman tersebut lantas mendorong Kayden untuk meningkatkan kesadaran soal pria transgender yang hamil sepertinya. Kayden mengungkap jika ia hanya ingin merasa aman.
"Ini bukan soal apakah kau setuju dengan kami. Kami tidak peduli apakah kau setuju atau menerimanya. Kami hanya ingin kesetaraan dan rasa aman, pelayanan yang inklusif," tambahnya.
Kayden juga mengungkap bahwa ia mengalami depresi postpartum karena pengalaman buruk saat hamil. Meski begitu, bukan berarti ia membenci semua hal yang berhubungan dengan kehamilan.
Pria transgender ini sendiri memutuskan untuk tidak melakukan operasi penggantian kelamin karena alasan biaya dan komplikasi. Namun, ia tetap menegaskan bahwa dirinya adalah pria.
"Aku tidak harus membenci tubuhku atau menolak bagiannya agar dianggap sebagai pria."
"Aku cukup beruntung karena memiliki rahim dan sistem reproduksi yang mengizinkanku untuk hamil dan menghasilkan kehidupan, jadi kenapa aku harus menolaknya hanya karena aku transgender?" pungkas ayah dua anak ini.