Suara.com - Sebutan Daerah Istimewa memang layak disandang Yogyakarta!
Bila ditelusuri dari sisi sejarah, Daerah Istimewa Yogyakarta atau disingkat DIY, pernah menjadi ibu kota Indonesia. Hal itu terjadi pada 4 Januari 1946 - 27 Desember 1949.
Sejarah dan budayanya mampu menarik minat berbagai penelitian, sehingga DIY menjadi salah satu pusat studi budaya para peneliti domestik maupun mancanegara. Kekayaan sejarah dan budaya Yogyakarta didukung oleh hasil budaya masyarakat Jawa di masa lalu, dalam bentuk artefak menarik, yang banyak ditemukan di seantero Yogyakarta.
Belum lagi bentangan alam yang indah, yang dipadu dengan berbagai peninggalan bersejarahnya, sehingga membuat Yogyakarta menjadi salah satu obyek wisata paling menarik di Pulau Jawa.
Satu lagi kelebihan Yogyakarta, yang mulai marak terjadi selama satu dekade terakhir, yaitu menjadi lokasi wisata belanja! Sebagai daerah yang kaya dengan kerajinan budaya eksotik, Yogyakarta juga menjadi lokasi tujuan wisatatawan dalam dan luar negeri yang ingin berburu barang-barang kerajinan tangan atau bahkan hanya sekadar menikmati makanan tradisionalnya.
Semua produk itu bisa didapatkan di pasar-pasar paling top di Yogyakarta. Jangan bilang pernah ke Yogya, ya, sebelum mampir di pasar-pasar ini;
1. Pasar Malioboro
Inilah pasar paling terkenal di seantero Yogyakarta. Turis bisa menikmati kemeriahan Malioboro dengan berbelanja, atau sekadar menikmati suasana di pedestrian yang disediakan. Jajaran kendaraan tradisional berupa andong dan becak melengkapi suasana.
Bagi yang ingin belanja oleh-oleh berupa sandang, aneka batik, pernak-pernik, tas, kerajinan tangan, dan aksesori, Anda bisa menelusuri Malioboro. Jika Anda membeli barang di kaki lima, Anda harus bersiap untuk bertransaksi secara tawar-menawar. Kalau ingin membeli di toko, maka Anda dapat melihat harganya yang sudah tertera pada barangnya.
Jika lelah berjalan-jalan, silakan menikmati aneka makanan di lesehan. Banyak juga restoran murah yang tersedia di sekitar Malioboro. Pusat belanja Malioboro berlokasi di Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta dan buka setiap hari, 24 jam!
2. Pasar Kasongan
Buat para penyuka keramik dan pernak-pernik keramik, Kasongan harus dikunjungi. Kawasan yang terletak di Jalan Kasongan, Nyemengan, Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, ini sangat terkenal dengan produksi gerabah dan keramik. Bisa banget jadi tempat berbelanja yang pas buat mempercantik rumahmu. Kamu bisa menemukan pot, guci, patung, hiasan dinding, furnitur, dan peralatan dapur.
Di lokasi ini, Anda juga bisa lihat langsung cara pembuatannya. Jadi di tempat ini, Anda bisa dapat ilmu perkeramikan, sekaligus bisa membeli benda-benda yang pastinya takkan ada di tempat tinggal Anda.
3. Pasar Legi Kotagede
Di sini, Anda bisa berwisata kuliner kuno dan sejarah secara bersamaan. Namanya Pasar Legi Kotagede. Pasar ini merupakan salah satu pasar tertua Kota Yogyakarta, karena dibangun abad ke-16.
Pada masa itu, Kerajaan Mataram Islam berpusat di Kotagede. Pasar ini merupakan pusat ekonomi di pusat pemerintahan kala itu. Di sini, semua barang kebutuhan masyarakat sangat lengkap. Selain bisa menikmati makanan tradisional Yogyakarta, turis juga bisa mengunjungi sejumlah sisa peninggalan bersejarah masa Kerajaan Mataram di lokasi sekitar pasar.
Pasar Legi pernah mengalami renovasi menyeluruh, yang terakhir kali dilakukan pada 1986. Wali Kota Yogyakarta kala itu, Soegiarto meresmikan pasar ini pada 22 Februari 1986.
Pasar Kotagede terletak di Jalan Mondorakan, Purbayan. Pasar ini buka setiap hari, yaitu 04.00 hingga 20.00 WIB.
Tak jauh dari lokasi pasar, Anda juga bisa mampir di sentra kerajinan perak yang terkenal. Sebelum pandemi Covid-19, kerajinan perak dari Kotagede diekspor juga ke luar negeri.
4. Pasar Beringharjo
Pasar kedua yang patut dikunjungi di Yogyakarta, Pasar Beringharjo. Letaknya berseberangan dengan Malioboro, sehingga turis yang ingin berbelanja batik, bisa sekalian mengunjungi dua pasar fenomenal ini.
Beringharjo sendiri sudah ada sejak 1925. Puluhan tahun lalu, noni-noni Belanda menyatu dengan pribumi melakukan jual beli di sana. Nama “Beringharjo” sendiri diusulkan oleh Sultan Hamengku Buwono IX, karena kawasan ini dulunya hutan beringin.
Selain sandang dan kain batik, pasar ini juga menyediakan sudut-sudut lokasi makan makanan tradisional, seperti gudeg, pecel, es dawet. Lelah belanja, Anda dapat makan di tempat duduk yang sudah disediakan.
Jangan lupa beli oleh-oleh berupa cemilan tradisional, seperti peyek, bakpia atau emping.
5. Pasar Klithikan
Masyarakat mengenal pasar ini sebagai lokasi penjualan buku, termasuk buku-buku langka. Letaknya di Jalan HOS Cokroaminoto No. 84, Kuncen, dan buka setiap hari pada pukul 10.00-23.00 WIB.
Awalnya, Pasar Klithikan pasar hewan, yang saat ini dipindah ke Ambarketawang Gamping. Pasar Klithikan sendiri merupakan relokasi pedagang dari Jalan Mangkubumi, jalan Asem Gede dan Alun-alun Kidul. Pasar ini diresmikan pada 11 November 2007, oleh Menteri UKM dan Koperasi, Surya Dharma Ali.
Selain buku, Pasar Klithikan juga menjual onderdil bekas dan baru bagi kendaraan roda empat atau motor. Selain itu, ada juga baju-baju bekas layak pakai, sepeda onthel tua, mebel dan furniture kuno, hingga perangko.
Gimana sobat traveler, apakah anda sudah punya rencana untuk wisata belanja di Yogya? Atau masih bingung mau melakukan kegiatan apa selama wisata di Yogya? Tenang, dipikirkan saja dulu yah, sambil menunggu waktu yang tepat. Di mana pun kamu berwisata, jangan lupa untuk selalu menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak ya!