Tuntunan dan Syariat Bagi Umat Islam Saat Terjadi Gerhana Bulan

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 26 Mei 2021 | 18:47 WIB
Tuntunan dan Syariat Bagi Umat Islam Saat Terjadi Gerhana Bulan
Penampakan puncak gerhana bulan total atau super blood moon di Manada, Sulawesi Utara, Rabu (26/5/2021). [Twitter@BMKG]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gerhana bulan total atau Khusful Qamar diperkirakan terjadi pada Rabu, (26/5/2021). Menurut data astronomi, gerhana diperkirakan terjadi sejak pukul 18:09 - 20:51 WIB.

Bagi umat muslim sendiri, Nabi Muhammad SAW mengajurkan sejumlah syariat ketika gerhana bulan tiba. Salah satunya ialah dengan melakukan salah gerhana.

Selain itu, umat Islam juga dianjurkan memperbanyak zikir, doa, istighfar, taubat, sedekah, dan amal-amal kebajikan lainnya.

Dikutip dari siaran pers Kementerian Agama, Islam sendiri memiliki tuntunan saat gerhana bulan terjadi. Salah satunya merujuk pada H.R. Al-Bukhari yang berbunyi: Telah Abu Al Walid berkata, telah menceritakan kepada kami, Zaidah berkata, telah menceritakan kepada kami, Ziyad bin ‘Ilaqah, dia berkata: “Aku mendengar Al-Mughirah bin Syu’bah berkata,

Baca Juga: Benarkah Gerhana Bulan Berdampak Pada Kesehatan Manusia? Ini Faktanya

Gerhana bulan total Pukul 18.54 Wita dari Kantor Stasiun Geofisika Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu 26 Mei 2021 / [SuaraSulsel.id / BMKG]
Gerhana bulan total Pukul 18.54 Wita dari Kantor Stasiun Geofisika Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu 26 Mei 2021 / [SuaraSulsel.id / BMKG]

“Telah terjadi gerhana matahari ketika wafatnya Ibrahim. Kemudian Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan ia tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka berdoalah kepada Allah dan dirikan salat hingga (matahari) kembali tampak.”

Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita tuntunan syariat yang mulia ketika terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan, antara lain yaitu:

  1. Menghadirkan rasa takut kepada Allah saat terjadinya gerhana matahari dan bulan, karena peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari kiamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.
  2. Mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi Muhammad SAW dalam Salat Kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam salat kusuf, Rasulullah SAW diperlihatkan oleh Allah surga dan neraka, bahkan beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga untuk diperlihatkan kepada mereka. Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli neraka. Karena itu, dalam salah satu khutbahnya selesai salat gerhana, beliau bersabda, "Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (H.R. Muttafaq alaih).
  3. Menyeru dengan panggilan "Asshalaatu Jaami'ah". Maksudnya adalah panggilan untuk melakukan salat secara berjamaah. Aisyah meriwayatkan bahwa saat terjadi gerhana, Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyerukan "Ashshalaatu Jaami'ah" (H.R. Abu
    Daud dan al-Nasa'i). Tidak ada azan dan iqamah dalam pelaksanaan salat gerhana. Karena azan dan iqamah hanya berlaku pada salat fardhu yang lima.
  4. Disunnahkan mengeraskan bacaan surat, baik salatnya dilakukan pada siang atau malam hari. Hal ini dilakukan Rasulullah SAW dalam salat gerhana (H.R. Muttafaq alaih).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI