Suara.com - Tidak hanya menjadi tempat ibadah, Arab Saudi juga menjadi pilihan lokasi wisata reliji utama bagi umat Muslim dari seluruh dunia.
Dikatakan oleh President Director PT PT Arsy BuanaTravelindo -- Saipul Bahri, Arab Saudi juga tengah memiliki agenda untuk memacu sektor wisata di samping sektor minyak mentah yang telah lama menjadi andala mereka.
Ini, kata Bahri, dibuktikan dengan adanya aturan jumlah kuota umrah yang dinaikkan menjadi 30 juta per tahun pada 2030 mendatang.
"Setelah bergulirnya vaksinasi Covid-19, Arab Saudi membuka ibadah haji untuk jemaah luar Arab Saudi. Dan rencananya Arab Saudi akan menaikkan kuota jemaah umrah dari 8 juta menjadi 30 juta per tahun pada 2030," kata Bahri dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa, (25/5).
Baca Juga: Kementerian Urusan Islam Arab Saudi: Toa Masjid Hanya Untuk Azan dan Iqamat
Berdasarkan data Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri), jumlah jemaah umrah asal Indonesia mencapai 948 ribu pada 2018-2019 dari total 4,4 juta jemaah dari seluruh dunia.
Indonesia sendiri berada di posisi kedua penyumbang jemaah umrah dengan kontribusi 21,44 persen, tepat di bawah Pakistan. Saat ini saja, ada sekitar 100 ribu calon jemaah umrah asal Indonesia.
Di sisi lain berdasarkan data Kementerian Agama atau Kemenag, jumlah pendaftar haji di Indonesia juga terus meningkat.
Dari 34 propinsi, antrean calon jemaah haji Kalimantan Selatan menjadi yang terpanjang di Indonesia dengan masa tunggu sampai 34 Tahun. Sementara propinsi Maluku menjadi yang terpendek yaitu dengan 12 tahun.
Penduduk Muslim Indonesia, kata Bahri, mencapai 215 juta atau 87 persen dari total populasi, dan menjadi 24 persen dari total umat Muslim seluruh dunia.
Baca Juga: Dua Jasad di Makam Ini Masih Utuh Saat Dipindah Saat Revitalisasi Sekumpul
Setiap tahun dalam kondisi normal, sebanyak 221 ribu jemaah haji asal Indonesia berangkat ke Arab Saudi dengan 204 ribu merupakan haji reguler dan sisanya 17 ribu memilih layanan haji VIP.
Melihat potensi itu, Bahri menilai bisnis layanan pendukung Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dianggap sangat potensial.
"Bisnis service provider perjalanan haji dan umrah sangat potensial. Kebutuhan para jamaah yang datang dari berbagai negara ke Tanah Suci hampir tiada henti sepanjang tahun," katanya.
Ia mengatakan pihaknya saat ini memiliki tiga hotel dengan total 889 kamar yang terletak di Mekah dan Madinah, dengan lokasi strategis antara lain Le Meridien, Elaf Mashaer, Fajr Badee, Mawadah Sofwa, dan Sham Province.
Saat ini, dia menuturkan, terdapat 323 PIHK dan 1.016 PPIU di Indonesia yang bergerak di bisnis pelayanan penginapan seperti hotel, tiket pesawat, dan land arrangement (LA) serta segala keperluan haji dan umrah di Tanah Suci.
"Di bisnis tiket, kami menjalin kerja sama dengan Citilink dan Etihad. Adapun di LA, kami telah berpengalaman selama lima tahun dan memiliki jaringan lokal kuat, termasuk fasilitasnya."