Suara.com - Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan masyarakat. Usaha Kecil Mikro dan Menengah, terutama di bidang kuliner juga ikut terdampak pandemi yang telah berlangsung lebih dari satu tahun.
Sektor digital mungkin merupakan hal baru bagi Sebagian besar pelaku UMKM Indonesia. Pandemi telah “memaksa” mereka menjajal menjalankan usahanya secara digital. Meski menjalankan usaha secara digital diklaim lebih minim biaya, namun tetap saja membutuhkan modal.
Kini, setelah sempat terdampak pandemi Covid-19, sejumlah UMKM di bidang kuliner perlahan telah bangkit. Banyak dari mereka yang kemudian beralih dari layanan konvensional menjadi digital.
Tapi bukan berarti pelaku UMKM tidak menghadapi tantangan. Meski menjalankan usaha secara digital diklaim lebih minim biaya, namun tetap saja membutuhkan modal.
Baca Juga: Siap-siap 20 Ribu UMKM di Tangerang Bakal Divaksin Covid-19
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Badan Layanan Umum di bawah naungannya, menunjukkan komitmen pada pengembangan UMKM Indonesia.
Menggandeng Asosiasi ECommerce Indonesia (idEA), BAKTI Kominfo menyasar pelaku usaha kecil di bidang kuliner untuk mendapat pelatihan digital, sekaligus memperoleh bantuan permodalan dari beberapa pihak yang turut mendukung pelatihan ini.
Dalam keterangannya, Senin, (24/5/2021), Sekretaris Jenderal Kemen Kominfo, Mira Tayyiba mengatakan sangat mengapresiasi antusiasme semua pihak dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
“Selama tujuh bulan, yaitu sejak diluncurkan pada Mei 2020 hingga akhir 2020, Gernas BBI berhasil memfasilitasi onboarding lebih dari tiga juta UMKM,” ujar Mira.
Meski demikian, Mira melihat antusiasme tidak boleh berhenti di titik itu saja. “Antusiasme saja tentunya tidak akan cukup. Oleh karena itu, UMKM perlu dibekali dengan modal yang relevan yaitu dalam bentuk kompetensi digital dan akses permodalan.”
Baca Juga: Tempat Kuliner di Batam Wajib Take Away, Tak Patuhi Terancam Ditutup
Pelatihan ini juga merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang baru saja dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 20 Mei 2021 yang lalu. Mendorong UMKM bergerak ke ruang digital menunjukan kebangkitan era digital nasional Indonesia, terutama di sektor UMKM. Harapan ke depan, UMKM Indonesia Makin Cakap Digital.
Direktur Utama BAKTI Kominfo, Anang Latif mengungkapkan pentingnya melakukan tindakan nyata untuk membantu pelaku usaha kecil membangun usahanya.
“Pelatihan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pelatihan UMKM digital yang pernah dilaksanakan BAKTI pada tahun 2020. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan, 11 persen alumni pelatihan UMKM digital tahun 2020 yang menjawab survei menyampaikan kebutuhan permodalan menjadi salah satu kendala dalam mengembangkan bisnis.,” kata Anang.
“Pemilihan kota-kota pelaksanaan juga mempertimbangkan beberapa hal. Faktor pertama adalah sebaran infrastruktur BAKTI seperti BTS, dan akses internet di kabupaten tersebut. Mengingat pelatihan dilakukan secara online maupun offline, maka sinyal menjadi salah satu hal yang terpenting untuk mendukung pelaksanaan pelatihan,” katanya menambahkan.
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga sangat menyambut baik apa yang digagas BAKTI Kominfo ini.
“Saat idEA dihubungi BAKTI untuk turut mendukung pelatihan ini, kami tentu sangat antusias,” ujar Bima.
Masih dalam kesempatan yang sama, Bima mengungkapkan bahwa pelatihan ini merupakan langkah maju. “Kita tentu sama-sama mengerti bahwa selaih pelatihan digital, pendanaan juga merupakan hal yang ditunggu para pelaku UMKM. Setelah mulai mengenal sistem jualan online, mereka butuh modal untuk menerapkan ilmu untuk mengembangkan usaha mereka tersebut.”