Suara.com - Pangeran Harry membuka tentang perjuangannya dengan kesejahteraan mental dan trauma yang menghantuinya setelah kematian sang ibu, Putri Diana, di The Me You Can't See - serial barunya dengan Oprah Winfrey yang tayang di Apple TV.
Dilansir The Sun, lelaki 36 tahun tersebut begitu menyesal tidak mengambil sikap dalam hubungannya dengan Meghan Markle lebih awal, karena ia membandingkan hubungan mereka dengan hubungan Diana dengan keluarga Kerajaan Inggris.
"Sejarah berulang dengan sendirinya. Ibuku dikejar sampai mati ketika dia menjalin hubungan dengan seseorang yang tidak berkulit putih," katanya.
"Dan sekarang lihat apa yang terjadi. Kamu ingin berbicara tentang sejarah yang berulang? Mereka tidak akan berhenti sampai dia (Meghan) meninggal," ungkap calon ayah dua anak tersebut blak-blakan.
Baca Juga: Pangeran Harry Bertekad Memutus Siklus Trauma
Adik Pangeran William itu juga mengungkapkan mengenai kondisi kesehatan mentalnya, yang selalu merasa berbeda setiap kali ia tiba di London, setelah kematian Putri Diana. Pangeran Harry pun mengatasi trauma pribadinya ini dalam sebuah sesi terapi.
Duke of Sussex mengatakan dia memiliki perasaan gugup dan hampa setiap kali dia tiba di ibu kota Inggris itu dan mengakui bahwa dia merasa diburu dan tidak berdaya saat berada di sana.
Ketika ditanyai oleh terapisnya tentang bagaimana dia bisa merasa seperti itu, Harry berkata, "(Seperti) tidak ada jalan keluar. Tidak ada jalan keluar dari ini,".
Tapi setelah didorong oleh terapisnya untuk mengeksplorasi bagaimana perasaannya saat melihat kembali saat itu, calon ayah dua anak itu menambahkan, "Saya bukannya tidak berdaya. Ini hanya untuk waktu yang singkat dan Anda menjalani hidup Anda dengan kebenaran, sehingga tidak ada yang perlu ditakuti atau dikhawatirkan."
Baca Juga: Meghan dan Harry Kerja Sama dengan Produsen Krim Pemutih, Panen Kritikan