Identik dengan Perayaan Idulfitri di Indonesia, Ini 7 Fakta Menarik Ketupat

Rabu, 12 Mei 2021 | 11:28 WIB
Identik dengan Perayaan Idulfitri di Indonesia, Ini 7 Fakta Menarik Ketupat
Ilustrasi hidangan lebaran ketupat. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menyantap ketupat adalah salah satu tradisi yang identik dengan perayaan Idulfitri di Indonesia. Makanan yang terbuat dari beras dan dibungkus dengan daun kelapa muda yang dianyam ini biasa dinikmati dengan berbagai lauk pauk di daerah masing-masing.

Meski sudah akrab dengan ketupat, tahukah kamu asal usul ketupat? Untuk mengetahui berbagai fakta menarik seputar ketupat, simak yuk uraiannya di bawah ini seperti dilansir dari Journal of Ethnic Food.

1. Diperkenalkan Sunan Kalijaga
Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu dari seorang Wali Songo pada abad ke-15 hingga 16, terutama di Kabupaten Demak, Jawa Tengah saat ia mengembangkan dua perayaan yakni Bakda Lebaran dan Bakda Kupat.

Bakda Lebaran dirayakan pada hari pertama Idulfitri dengan cara salat dan silaturahmi, sedangkan Bakda Kupat dirayakan seminggu setelah hari Idulfitri. Ya, ketupat sangat erat kaitannya dengan dua perayaan tradisi ini.

Baca Juga: Jualan Sepi Jelang Lebaran, Pedagang Ini Tempel Tulisan Pilu di Gerobak

Selama Bakda Kupat, hampir setiap rumah terlihat ramai dan masyarakat mulai menganyam daun kelapa dalam bentuk ketupat. Setelah ketupat matang dan dikeringkan, nantinya hidangan ini akan diberikan kepada tetangga, keluarga dan kerabat sebagai simbol kebersamaan.

2. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga negara tetangga
Ketupat tidak hanya tersebar di Jawa tetapi juga menjangkau seluruh Indonesia dan negara lain, seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei. Ini karena penyebaran agama Islam ke kawasan-kawasan tersebut. Penyebaran agama Islam telah membawa salah satu tradisi budaya, yaitu menyajikan ketupat pada Hari Raya Idulfitri di banyak daerah.

3. Ketupat melambangkan permintaan maaf dan berkah
Bahan utama ketupat adalah beras dan daun kelapa muda yang memiliki arti khusus. Beras dianggap sebagai lambang nafsu, sedangkan daun berarti “Jatining nur” (cahaya sejati) dalam bahasa Jawa artinya hati nurani. Ketupat digambarkan sebagai simbol nafsu dan hati nurani; Artinya, manusia harus bisa menahan nafsu dunia dengan hati nuraninya.

4. Arti ketupat di beberapa daerah di Indonesia
Dalam bahasa Sunda, ketupat disebut juga dengan “kupat,” yang artinya manusia tidak diperbolehkan untuk “ngupat,” yaitu membicarakan hal-hal buruk kepada orang lain.

Ketupat atau kupat diartikan sebagai “Jarwa dhosok”, yang juga berarti “ngaku lepat”. Dalam hal ini, di dalamnya terdapat pesan bahwa seseorang harus meminta maaf ketika mereka melakukan sesuatu yang salah.

Baca Juga: Khutbah Salat Idulfitri di Batam Wajib Singkat, Begini Kata Wali Kota

Tingkah laku ini sudah menjadi kebiasaan atau tradisi pada saat pertama Syawal atau Idulfitri, dan akhir bulan puasa ditandai dengan makan ketupat beserta beberapa lauk pauk. Ketupat digunakan sebagai simbol pengakuan kepada Tuhan dan manusia.

Selain ngaku lepat, ketupat juga diartikan sebagai laku papat. Laku papat terdiri dari empat tindakan, yaitu lebaran, luberan, leburan, dan laburan. Lebaran yang artinya “lebar”, artinya pintu permintaan maaf telah dibuka lebar-lebar. Saat manusia mengampuni orang lain, mereka menerima banyak berkat.

5. Filosofi ketupat
Ketupat memiliki beberapa filosofi, mulai dari bentuk anyaman hingga lauknya. Anyaman rumit pembungkusnya menunjukkan kesalahan manusia. Isi ketupat yaitu warna putih nasi mencerminkan kebersihan dan kesucian hati manusia setelah memaafkan orang lain.

Bentuk ketupat ketupat yang sempurna melambangkan kemenangan umat Islam setelah sebulan berpuasa menjelang Idulfitri. Sedangkan, putih diartikan sebagai simbol kemakmuran dan kebahagiaan. Bungkus hijau kekuningan daun kelapa muda juga dianggap sebagai salah satu penolakan bala atau penolakan nasib buruk.

Sementara proses menggantungkan ketupat setelah dimasak di depan rumah dilambangkan sebagai salah satu bentuk atau tradisi mengusir roh jahat. Oleh karena itu, ketupat sering digantung di depan pintu untuk mencegah roh jahat memasuki rumah.

6. Diolah dengan santan yang memiliki arti
Seringkali ketupat diolah dengan cara yang berbeda-beda, salah satunya dengan menggunakan santan sebagai media perebusan sebagai pengganti air. Santan sendiri adalah simbol permintaan maaf. Santan dalam bahasa Jawa disebut “santen” yang artinya “pangapunten” atau permintaan maaf.

7. Cara penyajian yang berbeda
Indonesia memiliki keragaman suku dan budaya yang mempengaruhi preferensi makanan di setiap daerahnya. Salah satu contoh preferensi makanan di Indonesia adalah perbedaan cara memasak dan makan ketupat.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ketupat dapat dikonsumsi dengan berbagai macam masakan, termasuk makanan yang diolah dengan santan. Namun, setiap daerah di Indonesia memiliki hidangan khas lain untuk disantap bersama dengan ragam ketupatnya masing-masing.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI