Kenali Lima Metode Penetapan 1 Syawal Idulfitri yang Ada di Indonesia

Selasa, 11 Mei 2021 | 13:46 WIB
Kenali Lima Metode Penetapan 1 Syawal Idulfitri yang Ada di Indonesia
Sebagai Ilustrasi: tim pemantau hilal [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Metode ini adalah aktivitas mengamati atau mengobservasi visibilitas hilal yaitu bulan sabit di kaki langit yang tampak pertama kali, setelah terjadinya ijtima pada waktu ghurub atau matahari terbenam menjelang pergantian bulan.

Aktivitas ini biasanya dilakukan dengan dengan mata telanjang, ataupun dengan bantuan alat optik untuk menetapkan jatuhnya awal bulan baru dalam penanggalan hijriah.

Apabila hilal berhasil dilihat, maka pada magrib tersebut sudah masuk pada bulan berikutnya, alias umat Islam sudah bisa menjalankan ibadah salat tarawih pada malam itu juga.

Akan tetapi apabila hilal tidak berhasil dilihat atau karena terhalang maka wajib menggenapkan bilangan bulan menjadi 30 hari, artinya puasa dimulai lusa.

3. Hisab Imkan Rukyat
Metode ini dianggap sebagai jalan tengah antara pendapat hisab atau perhitungan dan rukyatul hilal (pengamatan hilal). Di mana setelah melihat hilal dalam batas angka minimum tertentu, baik dari perhitungan ataupun pengamatan, kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk angka-angka.

Sedangkan di Indonesia ada dua pendapat berbeda yang dipakai yakni pendapat kriteria imkan rukyat MABIMS (Majelis Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia) dan kriteria Thomas Djamaluddin. Adapun kriteria imkan rukyat MABIMS adalah :

  • Pada saat matahari terbenam ketinggian bulan di atas cakrawala minimum 2 derajat dan sudut elongasi (jarak lengkung) bulan-matahari minimum 3 derajat.
  • Atau pada saat bulan terbenam usia bulan minimum 8 jam dihitung sejak ijtimak (keluarnya bulan baru).

4. Melihat pasang surut air laut
Ini jadi salah satu metode unik dan menarik dalam penentuan awal bulan qamariyah, termasuk awal bulan Ramadhan yaitu dengan melihat fenomena pasang surut air laut.

Pasang surut air laut adalah gejala fisik berupa naik turunnya permukaan laut yang berulang dalam periode tertentu. Fenomena ini terjadi karena adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi.

Oleh karena itu, pasangnya air laut yang tertinggi adalah pasang air laut yang terjadi ketika terjadinya ijtimak atau bulan baru.

Baca Juga: Tangan dan Selangkangan Luka Parah Kena Petasan, 2 Pria Meninggal Dunia

5. Perhitungan Jawa
Perhitungan ini juga dikenal dengan istilah hisab aboge, perhitungan ini merupakan sistem perhitungan pertama kali yang digunakan di Indonesia ini karena adanya upaya interelasi agama Islam dengan budaya Jawa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI