Dukungan MotherHope Indonesia buat Ibu yang Alami Postpartum Depression

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 10 Mei 2021 | 10:53 WIB
Dukungan MotherHope Indonesia buat Ibu yang Alami Postpartum Depression
Ilustrasi ibu baru. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 10 persen wanita hamil dan 13 persen wanita yang baru saja melahirkan mengalami gangguan kesehatan mental, terutama depresi, di seluruh dunia. Angka ini bahkan lebih tinggi di negara berkembang, yakni 15,6 persen selama kehamilan dan 19,8 persen setelah melahirkan. Tingginya angka tersebut menunjukkan bahwa postpartum depression atau depresi pasca melahirkan membutuhkan perhatian dan dukungan yang mumpuni dari keluarga dan juga komunitas, agar para orangtua baru menjadi lebih siap dalam mengasuh anak.

Postpartum depression adalah salah satu kondisi kesehatan jiwa yang kerap dialami para ibu baru, dimana kondisi ibu yang masih berada di masa pemulihan secara fisik tetapi harus mulai mengasuh dan membangun koneksi dengan bayinya. Situasi ini bisa membuat ibu merasa gelisah, dilingkupi perasaan bersalah, hingga putus asa.

Kehadiran platform digital dan media sosial hari ini telah memungkinkan para ibu baru untuk mendapatkan dan bahkan menggalang dukungan. MotherHope Indonesia (MHI) menjadi salah satu komunitas yang memberikan dukungan berkelanjutan bagi para ibu yang mengalami postpartum depression dengan memanfaatkan Facebook.

Nur Yanayirah, pendiri MotherHope Indonesia, mengatakan bahwa komunitas ini berawal dari pengalaman pribadi, ketika ia mengalami depresi pascamelahirkan. Saat ia berada di ujung tombak keputusasaan, Yana berupaya bangkit dan mencari dukungan melalui grup komunitas-komunitas di Facebook.

Baca Juga: Waspada, Paparan Kimiawi Plastik Tingkatkan Risiko Depresi Pascamelahirkan

Kala itu, sebagian besar komunitas atau support group yang ia temukan berbasis di luar negeri seperti Amerika Serikat, dan belum ada yang berasal dari Indonesia. Dengan pengalaman itu, Yana berinisiatif untuk mendirikan komunitas ini untuk memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan keluarganya yang mengalami baby blues syndrome, depresi, dan gangguan mood lainnya.

“Facebook Group menjadi sarana utama ketika saya mencari dukungan yang tepat untuk mengatasi depresi pascamelahirkan. Karenanya saya terinspirasi membuat komunitas yang aman dan nyaman bagi para orangtua untuk mendapatkan dukungan emosional dalam mengatasi tantangan selama proses pengasuhan anak, saling berbagi, serta mendapatkan wawasan baru dan edukasi,” ujar Yana.

Memulai perjalanannya pada 2015, komunitas MotherHope Indonesia kian berkembang pesat. Saat ini, lebih dari 45.000 anggota telah bergabung ke dalam Facebook Groupnya. Mereka saling berbagi tentang cara meningkatkan kekuatan mental keluarga, mengatasi konflik, dan cara menghadapi depresi dan kecemasan.

Ada juga anggota yang memberikan edukasi tentang cara merawat kesehatan jiwa melalui asupan makanan yang sehat, olahraga dan meditasi, hingga konsultasi dengan psikiater/psikolog jika diperlukan.
Tak dapat dipungkiri, peran suami sebagai seorang ayah juga sangat penting dalam pengasuhan anak. Tanggung jawab untuk memberikan dukungan psikologis bagi istri juga terletak di pundak sang suami. Faktanya, sekitar 10-15% anggota MotherHope Indonesia adalah seorang ayah. Dari segi usia, anggota MotherHope Indonesia didominasi oleh kelompok usia 25 sampai 35 tahun.

Yana juga mengatakan, sebelum pandemi, MotherHope Indonesia memiliki beberapa program offline rutin, seperti small support group yang berisikan 5-10 orang dan dapat berinteraksi secara langsung dan berdiskusi lebih intens, seminar yang berkolaborasi dengan komunitas lain atau lembaga tertentu - biasanya dilakukan 3 kali dalam setahun, dan kunjungan ke rumah.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Meningkatkan Risiko Baby Blues dan Depresi Pascamelahirkan

Khusus untuk kunjungan ke rumah, komunitas bekerjasama dengan tim relawan untuk datang langsung ke rumah dan memberikan edukasi atau dukungan psikologis yang dibutuhkan.

Facebook hadir di Indonesia untuk mendukung orang-orang, komunitas dan pelaku usaha untuk mengambil manfaat dari kekuatan teknologi digital dan memampukan mereka membangun komunitas, menciptakan dampak ekonomi, serta menjadi lebih maju di dalam seluruh aspek kehidupannya. Salah satu bentuk nyata dari komitmen ini adalah program Community Accelerator dari Facebook.

Yana selaku pemimpin komunitas MotherHope, terpilih menjadi salah satu peserta dari Indonesia yang berkesempatan mendapatkan pelatihan dan pendanaan dari program Community Accelerator dari Facebook tahun lalu. Di akhir program tersebut, Yana bersama dengan pemimpin komunitas lainnya yang terpilih, menjadi lebih siap dan mumpuni dalam mengembangkan jaringan komunitasnya dan menjangkau lebih banyak orang.

Perjalanan membangun sebuah komunitas tidak selalu mudah. Ada lika-liku yang harus dilalui. Ada rasa lelah yang tak bisa dipungkiri. Namun, saat orang terhubung dan menjalin kebersamaan, mereka dapat mencapai dan menciptakan hal-hal yang luar biasa. Karena itu Facebook akan terus menyediakan tools dan features yang memungkinkan hal tersebut dan tentunya guna mendorong semakin banyak hal positif bagi orang-orang Indonesia termasuk keluarga sebagai elemen terpenting dari masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI