Suara.com - Berencana menjual rumah di tengah pendemi? Bisa, kok. Karena meski dihantam pandemi lebih dari setahun, sektor properti masih menjadi salah satu yang tertangguh. Tingkat penjualan properti di Jabodetabek, khususnya rumah tapak, selama 2020 justru menunjukkan peningkatan. Dengan Bogor menyumbang porsi terbesar sebanyak 80% penjualan.
Pasar properti mungkin tidak terganggu dengan signfikan, tapi ketika Anda menjual rumah secara pribadi, tetap ada langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memastikan rumah cepat terjual. Terutama bila Anda membutuhkan dananya dengan cepat.
Nah, supaya rumah yang ingin dijual bisa menarik calon pembeli, beberapa hal perlu dilakukan sebelum dan saat menjual rumah. Mulai dari memastikan kondisi properti, sampai metode-metode yang dilakukan saat mengiklankan rumah.
Dekoruma akan membantu Anda dalam meningkatkan eksposur dan daya tarik iklan properti Anda. Diharapkan cara-cara ini bisa membuat rumah terjual dengan cepat dan praktis.
Baca Juga: 4 Bisnis Hotman Paris, Properti Mewah hingga Investasi Holywings
1. Pastikan Rumah dalam Kondisi Prima
Sebelum mengiklankan rumah, pastikan bahwa rumah berada dalam kondisi prima atau layak dijual. Periksa setiap sudut rumah dengan teliti. Jangan sampai melewatkan sedikitpun, terutama pada area-area yang jarang terjamah. Misalnya, memeriksa kondisi plafon bebas dari rayap, sistem perpipaan yang masih kokoh, sampai kelistrikan yang tidak bermasalah.
Begitu juga dengan masalah-masalah yang tampak kecil, tapi ketika dibiarkan akan membesar. Retak rambut atau talang air tersumbat, jangan sampai kerusakan-kerusakan ini luput dari perhatian. Rumah yang dijual dalam kondisi kurang baik hanya akan menyulitkan Anda untuk mencari calon pembeli.
2. Lakukan Perbaikan Bila Perlu
Ketika terlalu banyak kerusakan-kerusakan yang berpotensi mempersulit penjualan rumah, jangan segan untuk melakukan perbaikan. Memang, Anda perlu mengeluarkan biaya di awal. Namun, rumah yang tampil dalam kondisi baru direnovasi akan lebih menarik untuk calon pembeli.
Biaya renovasi pun sebenarnya bisa dimasukkan ke dalam harga jual. Jadi, biaya renovasi juga akan tergantikan saat rumah sudah terjual. Tidak disarankan untuk menjual rumah yang tidak diperbaiki, apalagi kalau kerusakannya besar dan berpengaruh.
3. Survei Harga Rumah di Lingkungan Anda
Harga jual yang kompetitif juga menentukan apakah rumah Anda akan dilirik oleh banyak calon pembeli. Mulai dengan melihat nominal nilai jual objek pajak (NJOP) pada bukti bayar pajak bumi dan bangunan (PBB) rumah. Nilai itu yang akan menjadi dasar harga jual rumah.
Sebenarnya Anda bisa saja mematok harga yang jauh lebih tinggi daripada NJOP tanah dan bangunan. Namun, harga yang terlalu tinggi dibandingkan rumah lain di lingkungan tersebut akan mengurangi minat calon pembeli. Lakukan survei pribadi tentang harga rumah di lingkungan sekitar dan tentukan harga yang setara.
Baca Juga: EleVee Penthouses & Residences Ajak Wanita Melek Investasi Properti
4. Iklankan dengan Gencar dan Strategis
Hadirnya media sosial dan situs penjualan properti sangat memudahkan penjualan rumah saat ini. Tanpa agen properti, Anda bisa memasang iklan di media sosial dan situs jual-beli rumah secara gratis. Jika ingin menjadi listing utama, Anda bisa membayar sejumlah biaya untuk peningkatan iklan tersebut.
Meskipun demikian, peran agen properti masih vital dalam penjualan rumah. Bersamaan dengan iklan di media sosial, gunakan jasa agen properti yang terpercaya dan profesional. Dengan begitu, pasar yang terbuka semakin luas dan meningkatkan kemungkinan rumah untuk cepat terjual.
5. Foto Eksterior dan Interior Menentukan
Teknologi jual-beli properti saat ini juga memungkinkan calon pembeli melihat foto eksterior dan interior rumah terlebih dahulu sebelum melakukan survei. Kemudahan ini membuat proses mencari dan menentukan rumah impian menjadi jauh lebih mudah dibandingkan dulu.
Untuk itu, kesan pertama calon pembeli pada rumah penting. Pasang foto eksterior dan interior yang representatif, terang, menunjukkan bagian luar dan dalam rumah secara detail, dan tidak blur. Bila memungkinkan, boleh juga menggunakan jasa fotografer profesional.
6. Fleksibel untuk Melayani Calon Pembeli
Rumah sudah dalam kondisi prima, harga jual sudah kompetitif, dan iklan sudah tayang dengan foto yang representatif. Sekarang saatnya aktif melayani pertanyaan dan permintaan calon pembeli. Jawab pertanyaan tentang rumah secepat mungkin dan berikan informasi yang penting dan bermanfaat.
Kemudian, usahakan tidak menunda-nunda jadwal survei calon pembeli karena jadwal Anda tidak sesuai. Bila sibuk bekerja atau tidak tinggal di rumah yang dijual, tentukan contact person untuk menemani survei calon pembeli. Misalnya penjaga rumah atau anggota keluarga lain.
Akan sia-sia bila langkah-langkah sebelumnya sudah dilakukan, tapi pemilik rumah tidak mudah dihubungi dan sulit menentukan jadwal survei.
7. Waktu Penjualan Juga Menentukan
Percaya atau tidak, waktu atau momentum penjualan juga mempengaruhi seberapa cepat sebuah rumah bisa terjual. Beberapa ahli dan survei menemukan bahwa menjual rumah pada akhir pekan bisa meningkatkan peluang untuk lebih banyak dilihat dan ditawar.
Ada juga yang mengatakan jangan menjual rumah ketika sedang musim hujan karena mengurangi minat orang untuk melakukan survei. Lalu, momentum setelah hari raya atau setelah tahun ajaran sekolah usai karena diyakini orang-orang punya dana lebih untuk properti.
Anda boleh mengikuti saran-saran ini, namun secara umum memang waktu yang tepat menjual rumah adalah saat pasar properti sedang tumbuh dan bergairah.
Meskipun tujuan Anda menjual rumah dengan cepat, proses penjualan tidaklah instan. Setidaknya, sediakan alokasi waktu selama tiga sampai sembilan bulan untuk menyelesaikan penjualan.
Artikel terkait:
Pahami Pentingnya PPJB dalam Jual Beli Properti!
Yuk, Pahami SHGB Sebelum Membeli Properti!
Mau Renovasi Rumah Subsidi? Ketahui Dulu 7 Aturan Penting Ini!
Published by Dekoruma |