Suara.com - Larangan mudik telah diberlakukan sejak Kamis (6/5/2021). Meski begitu, tidak sedikit masyarakat yang mencuri start pulang kampung dari jauh-jauh hari.
Hal ini amat disayangkan oleh Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan, di mana masyarakat semakin kreatif mencari celah untuk mudik.
"Ini saya kira harus diwaspadai. Waspada potensi untuk gelombang kedua akibat melakukan perjalanan,” ungkapnya.
Menurut, seseorang yang mudik seharusnya melakukan karantina selama lima atau dua minggu sebelum akhirnya bertemu sama sanak keluarga. Itu sebabnya, ia menyarankan agar masyarakat sebaiknya tidak usah mudik.
Baca Juga: Bersebrangan dengan Jokowi, Ini Alasan Gibran Izinkan Mudik Lokal
Dalam keetrangan pers yang dilakukan secara virtual beberapa waktu lalu, Erlina menganjurkan agar lebaran tahun ini dilakukan secara virtual saja.
“Ada rekomendasi, pertemuan atau silahturami Idulfitri cukup virtual atau daring saja,” jelasnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Ketua PDPI dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FAPSR, FISR mengatakan kesadaran masyarakat sangat diperlukan, karena pandemi perlu diatasi oleh semua sektor. Tidak hanya pemerintah atau dokter, tetapi masyarakat juga harus ikut membantu.
“Kesadaran masyarakat penting sekali. Jadi harus sama-sama diatasi. Dan masyarakat harus ikut membantu, karena mengatasi pandemi itu perlu peran serta dari masyarakat,” ungkap dr. Agus.
“Masyarakat harus paham, kalau ada penularan di antara mereka, itu membuat pandemi tidak akan berakhir. Dan di sini kita lihat masyarakat sebagian belum paham terkait masalah ini. Itu menjadi tugas kita,” pungkasnya.
Baca Juga: Rocky Gerung Prediksi Warga Dilarang Mudik Sampai Lebaran 2024